Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini. Berikut ini adalah sebuah kisah yang saya dapatkan saat mengikuti kultum di masjid raya bogor kemarin malam. Sebuah kisah sederhana penuh makna, walaupun saya sendiri tidak tau apakah kisah ini fakta ataukah karangan saja. Tapi semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah berikut.
Ada sebuah keluarga kecil yang hidup dengan sangat sederhana dalam kesehariannya, dan mungkin lebih banyak hidup kekurangan daripada hidup sederhana itu sendiri. Ini adalah kisah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ibu yang tinggal bersama seorang anak perempuannya yang telah ditinggal meninggal oleh ayahnya. Keluarga kecil ini tinggal disebuah negeri, katakanlah negeri china.
Kisah ini terjadi saat musim dingin yang sedang melanda negeri china... musim yang sangat dingin, dimana saat keluar rumah dipagi hari maka akan kita lihat tumpukan salju yang meninggi disepanjang jalan... sungai2 membeku karenanya menjadi jalan yang mampu menahan beratnya binatang ternak saat itu.
Keluarga ini yang hanya seorang wanita tua setengah baya dan seorang anak perempuan yang masih belasan umurnya hidup dengan berdagang makanan kecil untuk bertahan hidup disebuah desa terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berat itu, mereka membagi dua jadwal kerja berdagang kekota. Setiap pagi hingga siang menjelang adalah jadwal bagi anaknya berdagang kekota, sedangkan dari petang hingga dinihari, ibunya dengan segenap kemampuannya berdagang kekota.
Alkisah pada suatu ketika, sang anak ini belum juga pulang dari berdagang dikota. Jam telah menunjukkan pukul 13.00, dimana biasanya putrinya sudah sampai dirumah dan membantu untuk memasak dan menyiapkan dagangan untuk dibawa sang ibu kekota.
Saat itu, sang ibu telah mulai kehilangan kesabarannya dengan bolak-balik mengintip dari jendela apakah putri sudah nampak pulang atau belum... sampai pada pukul 14.00 dan putrinya belum juga nampak kedatangannya! Mulailah sang ibu mengumpat dan berpikiran kepada putrinya. "Anak ini sudah mulai kurang ajar! sedang apa dia sampai jam segini tidak pulang juga!" sambil mengumpat dia memasak dan menyiapkan dagangan untuk dijual kekota. Saat jam menunjukkan pukul 16.00, kemarahannya memuncak dan mulailah dia menyumpahi putri satu2nya. "Dasar anak durhaka!! lihat saja, akan kuberi dia pelajaran agar tidak lagi mengulangi kejadian seperti ini lagi!" "Awas dia, kau rasakan ini karena telah menghabiskan waktu ku!!" dan berbagai kata2 umpatan lainnya, tanpa terbesit dibenaknya pikiran kebaikan apa yang sedang dilakukan anaknya diluar sana.
Dan untuk memberikan pelajaran kepada anaknya, diapun mengunci pintu rumahnya. Agar anaknya bisa mengambil pelajaran dengan tidak bisa masuk kedalam rumah karena kesalahannya siang ini. Berangkatlah sang ibu ini untuk berdagang kekota, menggunakan jalan yg tidak biasa dia tempuh untuk menghindari ketemu dengan anaknya untuk memberi pelajaran kepada anaknya. Setelah berdagang sekian lama, dagangannya telah laku semua. Sang ibu sangat senang, karena dagangannya laku lebih cepat dari hari2 biasanya... Diapun pulang kerumah, waktu menunjukkan pukul 23.00 dimana biasanya dia masih dikota untuk berdagang.
Dengan senangnya dia pulang, hingga saat sampai didepan rumahnya dia melihat gundukan salju yg sangat besar didepan pintu rumahnya. Hatinya mulai bedetak dengan cepat.. mulai menduga-duga apakah ini?!!
Dan dengan bergetar-getar seluruh badannya, dia mulai membuka pintu rumahnya. Membopong gundukan salju yang membeku didepan pintu rumahnya. Menyalakan api pemanas ruangan... dan berusaha dengan sekuat tenaga mencairkan gundukan es itu! Mulai ia menangis tersedu-sedu takut menghadapi kenyataan jika gundukan es itu adalah anaknya... dan setelah sekian lama, mencairlah gundukan es tersebut dan dilihatnya putri satu2nya tersenyum membeku, meringkik tidak bernafas lagi. Iya, putrinya meninggal karena membeku kedinginan diluar rumah karena tidak dapat masuk disebabkan pintu rumahnya terkunci.
Berteriak. Menangis histerislah sang ibu mengetahui anaknya meninggal... Dipeluknya dengan erat putrinya, digoyang-goyangkan badannya berharap putrinya hanya tertidur pulas... sampai terjatuhlah sebuah bungkusan kecil dari tangan anaknya. Diambilnya bungkusan itu, dan dibukanya. Ternyata berisi roti kecil dengan kertas bertuliskan:
"Wahai ibuku tersayang, hari ini adalah hari spesial bagimu. Hari dimana dirimu harus berbahagia karenanya. Wahai bunda, kau tau mengapa hari ini begitu spesial bagimu? Karena hari ini adalah hari ulang tahunmu...."
"Wahai ibuku tersayang, aku tak bisa membelikanmu apa-apa. Siang ini aku berputar-putar dikota untuk membelikanmu hadiah dihari spesialmu. Maafkan anakmu ini, hanya bisa membelikan sepotong kue kecil ini..."
"Ibuku tersayang, Selamat ulang tahun semoga bahagia selalu. -Dari putrimu :)"
Dan semakin menangis histerislah sang ibu saat membaca pesan singkat disecarik kertas itu... Malam itu, walaupun ada penghangat ruangan... tiada lagi kehangatan dihati sang ibu.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini.
Jazakumullah khairan katsiraa.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah ini.
Jazakumullah khairan katsiraa.
No comments:
Post a Comment