Pas sahur tadi pagi sempat
menonton TV, dan Alhamdulillah setelah berputar-putar mencari channel yang
bener acaranya… akhirnya keputusan diambil untuk menonton TVRI Nasional.
Sebenernya banyak acara lainnya dengan tema pengajian yg tidak jauh berbeda…
Cuma di TV swasta nasional lainnya kebanyakan yg ngisi adalah yg mengaku
ustad-ustad gaul… kebetulan ane ga gaul jadinya ya ga ditonton.
Satu pelajaran penting hari ini
dari acara yg dipandu ustad arifin ilham di TVRI adalah mengenai menunaikan
dakwah. Pengisi acara tersebut adalah ustad Tengku Zulkarnaen, beliau
memberikan materi mengenai kewajiban akan menunaikan dakwah dan beramar ma’ruf
nahi munkar. Sebuah analogi sederhana dibuatnya yg membuat saya sadar bahwa
alasan saya selama ini adalah salah dan hanya pembenaran diri semata!
Alasan saya selama ini adalah
alasan umum yg banyak digunakan oleh banyak orang. Bahwa sebelum kita mendakwahi
orang lain, sebelum kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sebelum mengajak
orang memperbaiki dirinya, maka mendingan kita memperbaiki diri kita terlebih
dahulu! Sebelum ngurus pribadi orang lain maka urus dulu tuh pribadi kita
sendiri… hehehehe alasan mantep yang ternyata terjawab oleh ustad tengku
zulkarnen pagi tadi.
Analogi sederhana ustad tengku
zulkarnaen adalah proses yang selama ini selalu kita lakukan, yaitu proses
dimana kita akan melakukan sholat. Ternyata hikmah dari proses tersebut telah
mematahkan alasan yang selama ini saya pegang, juga kebanyakan orang gunakan. Selama
ini kebanyakan kita beralasan sebelum mendakwahi orang, perbaiki dulu tuh kita
sendiri… masih ga bener aja, ilmu masih cetek aja, amalan masih secuil aja mau
dakwahi orang…. Dan akhirnya kita sibuk ngurus diri sendiri.
Bangun sih pagi jamaah subuh di
masjid, tapi ibu, bapak, adik, kakak masih pada tidur ga dibangunin buat ikut
jamaah ke masjid.
Bangun sih pagi buat sahur, tapi
ga ngajak saudaranya dan membangunkan saudaranya untuk ikut sahur bareng dan
akhirnya yg lain pada ga sahur karena kesiangan J
Dan masih banyak kelakuan lainnya
dari yg paling kecil misal mencuci piring atau menyapu halaman rumah/masjid sampai
yg besar misalkan mengingatkan atasan untuk tidak korupsi.. dan semuanya diam
saja karena merasa diri ini belum pantas mengingatkan mereka. Entah alasan ilmu
masih cetek, umur jauh lebih muda, atasan galak ataupun alasan absurd karena
belum naik haji hahaha
Dan pagi tadi ustad tengku
zulkarnaen menjawab dengan analogi sederhana berikut:
“Seorang muadzin datang kesebuah
masjid, dimana waktu saa itu adalah pukul 12 siang. Muadzin tersebut sudah
sadar bahwa waktu dzuhur sudah datang dan diapun segera melakukan sholat qobliyatul
dzuhur kemudian dilanjutkan dengan sholat dzhuhur dan ditutup dengan sholat
bada dzuhur. Setelah itu barulah muadzin melakukan adzan dzuhur.
Dan setelah itu orang-orangpun
berdatangan untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah… dan apa yg dilakukan
sang muadzin? Dia pulang kerumahnya… karena dia telah melaksanakan sholat
dzuhur sebelumnya.”
“Orang-orang yg dimasjid
bertanya, kenapa ga ikut berjamaah? Dan muadzin menjawab: karena sebelum
mengajak orang kepada kebaikan, sebelum mengajak orang kejalan dakwah, sebelum
mengajak orang memperbaiki diri saya harus memperbaiki diri ini terlebih
dahulu. Maka sebelum mengajak semua orang sholat, saya sudah sholat tadi… dan
karena sudah sholat ya sekarang saya pulang”
Analogi sederhana itulah yang
membuat alasan saya patah pagi ini. Alasan yg seolah-olah bijaksana karena memperbaiki
diri terlebih daulu baru setelah itu memperbaiki orang lain. Yang seharusnya
menurut ustad tengku zulkarnaen tidak begitu.
Hal yg seharusnya dan diajarkan
oleh islam dalam proses menuju sholat, tidaklah seperti cerita diatas. Yang
selalu kita lakukan dan rukun yg harusnya dijalankan adalah saat mengetahui
waktu adzan datang maka sang muadzin segera melakukan adzan (disini proses
mengajak orang kepada kebaikan/berdakwah) dan setelah orang-orang datang, maka
ikut bersama melakukan sholat berjamaah (disini proses memperbaiki/berdakwah
diri sendiri dan bersamaan juga memperbaiki orang lain) dan saat memulai sholat
maka kita awali dengan takbir dan dilanjutkan doa iftitah (disini kita meng-esa-kan
Allah dan meluruskan niat kita bahwa semua yg kita lakukan karena Allah semata
tidak untuk yg lainnya.) dan begitu seterusnya hingga salam tanda sholat
selesai.
Jadi, kesimpulan yang saya bisa
saya ambil dari cerita ustad tengku zulkarnaen adalah mengajak orang kepada
kebaikan harus dilakukan setiap orang, walaupun mungkin ia belum baik.
Bersamaan dengan mengajak orang untuk menuju kebaikan, maka kita yg mengajak
juga harus ikut memerbaiki diri dengan meluruskan niat karena Allah semata…
bahwa saat kita mengajak orang-orang tersebut Allah yang menentukan hidayah itu
datang padanya atau tidak. Itu sudah menjadi tanggung jawab pribadi, tapi
mengajak kepada kebaikan/hidayah adalah tanggung jawab setiap umat islam… kita
semua.
Dan sebagai tambahan ini ada
beberapa hal absurd yg dulu ga bisa terjawab, Alhamdulillah sekarang sudah
terjawab:
- Masih ingat, dulu dan sekarang juga banyak artis yang berpakaian porno. Berkata urus tuh koruptor yg mengeruk uang rakyat, jangan ngurus orang lain ga penting banget ngurus orang make baju apa!
- Banyak juga orang yg selingkuh atau melakukan hubungan intim diluar nikah berkata, urus aja diri lo sendiri belum bener dah ikut campur urusan pribadi orang lain!
Dan banyak lagi pernyataan2 serupa
itu, jadi semoga kita dapat tetap berdakwah kepada mereka dan istiqomah setelah
mengetahui ilmu baru dari ustad tengku zulkarnaen… Aamiin.
No comments:
Post a Comment