Saturday 28 July 2007

TAFSIR AL-QUR'AN GAYA RASUL BARU

(MEMBONGKAR KESESATAN JARINGAN AL-QIYADAH AL-ISLAMIYYAH)
Oleh : Lajnah pembela sunnah dan memerangi bid'ah dan kesyirikan Ahli Sunnah Wal Jama'ah

Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- dalam muqadimah kitab tafsirnya menyatakan tentang kaidah menafsirkan Al-Qur'an. Beliau -rahimahullah- menyampaikan bahwa cara menafsirkan Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1.Menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an. Metodologi ini merupakan yang paling shalih (valid) dalam menafsirkan Al-Qur'an.
2.Menafsirkan Al-Qur'an dengan As-Sunnah. Kata beliau -rahmahullah-, bahwa As-Sunnah merupakan pensyarah dan yang menjelaskan tentang menjelaskan tentang Al-Qur'an. Untuk hal ini beliau -rahimahullah- mengutip pernyataan Al-Imam Asy-Syafi'i -rahimahullah- : “Setiap yang dihukumi Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam-, maka pemahamannya berasal dari Al-Qur'an. Allah -Subhanahu wata'ala- berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) membela orang-orang yang khianat.” (An-Nisaa':105)
3.Menafsirkan Al-Qur'an dengan pernyataan para shahabat. Menurut Ibnu Katsir -rahimahullah- : “Apabila tidak diperoleh tafsir dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, kami merujuk kepada pernyataan para shahabat, karena mereka adalah orang-orang yang lebih mengetahui sekaligus sebagai saksi dari berbagai fenomena dan situasi yang terjadi, yang secara khusus mereka menyaksikannya. Merekapun adalah orang-orang yang memiliki pemahaman yang sempurna, strata keilmuan yang shahih (valid), perbuatan atau amal yang shaleh tidak membedakan diantara mereka, apakah mereka termasuk kalangan ulama dan tokoh, seperti khalifah Ar-Rasyidin yang empat atau para Imam yang memberi petunjuk, seperti Abdullah bin Mas'ud -radliyallahu anhu-.
4.Menafsirkan Al-Qur'an dengan pemahaman yang dimiliki oleh para Tabi'in (murid-murid para shahabat). Apabila tidak diperoleh tafsir dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah atau pernyataan shahabat, maka banyak dari kalangan imam merujuk pernyataan-pernyataan para tabi'in, seperti Mujahid, Said bin Jubeir. Sufyan At-Tsauri berkata : “Jika tafsir itu datang dari Mujahid, maka jadikanlah sebagai pegangan”.
Ibnu Katsir -rahimahullah- pun mengemukakan pula, bahwa menafsirkan Al-Qur'an tanpa didasari sebagaimana yang berasal dari Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- atau para Salafush Shaleh (para shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in) adalah haram. Telah disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas -radliyallahu 'anhuma- dari Nabi -shallallahu'alaihi wasallam-:
“Barangsiapa yang berbicara (menafsirkan) tentang Al-Qur'an dengan pemikirannya tentang apa yang dia tidak memiliki pengetahuan, maka bersiaplah menyediakan tempat duduknya di Neraka.” (Dikeluarkan oleh At Tirmidzi, An Nasa'i dan Abu Daud, At Tirmidzi mengatakan : hadist hasan).
Al-Qiyadah Al-Islamiyyah sebagai sebuah gerakan dengan pemahaman keagamaan yang sesat, telah menerbitkan sebuah tulisan dengan judul “Tafsir wa Ta'wil”. Tulisan setebal 97 hal + vi disertai dengan satu halaman berisi ikrar yang menjadi pegangan jama'ah Al-Qiyadah Al-Islamiyyah.
Sebagai gerakan keagamaan yang menganut keyakinan datangnya seorang Rasul Allah yang bernama Al-Masih Al-Maw'ud pada masa sekarang ini, mereka melakukan berbagai bentuk penafsiran terhadap Al-Qur'an dengan tanpa kaidah-kaidah penafsiran yang dibenarkan berdasarkan syari'at, ayat-ayat Al-Qur'an dipelintir sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai dalil bagi pemahaman-pemahamannya yang sesat. Sebagai contoh, bagaimana mereka menafsirkan ayat:
“Lalu Kami wahyukan kepadanya: “Buatlah bahtera dibawah penilikan dan petunjuk Kami.” (Al-Mu'minuun :27)
Maka, mereka katakan bahwa kapal adalah amtsal (permisalan,ed) dari qiyadah, yaitu sarana organisasi dakwah yang dikendalikan oleh Nuh sebagai nakoda. Ahli Nuh adalah orang-orang mukmin yang beserta beliau, sedangkan binatang ternak yang dimasukkan berpasang-pasangan adalah perumpamaan dari umat yang mengikuti beliau. Lautan yang dimaksud adalah bangsa Nuh yang musyrik itu..... (lihat tafsir wa ta'wil hal.43).
Demikianlah upaya mereka mempermainkan Al-Qur'an guna kepentingan gerakan sesatnya. Sungguh, seandainya Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah -shallallahu 'alihi wasallam- boleh ditafsirkan secara bebas oleh setiap orang, tanpa mengindahkan kaidah-kaida penafsiran sebagaiman dipahami slaful ummah, maka akan jadi apa islam yang mulia itu ditengah pemeluknya ? Al-Qiyadah Al-Islamiyyah hanya sebuah sample dari sekian banyak aliran/paham yang melecehkan Al-Qur'an dengan cara melakukan interpretasi atau tafsir yang tidak menggunakan ketentuan yang selaras dengan pemahaman yang benar.
Buku Tafsir wa Ta'wil ini berusaha menyeret pembaca kepada pola pikir sesat melalui penafsiran ayat-ayat mutasyabihat menurut versi Al-Qiyadah Al-Islamiyyah sebagaimana diungkapkan pada hal. iii poin 4 : “Kegagalan orang-orang memahami Al-Qur'an adalah
mengabaikan gaya bahasa Al-Qur'an yang menggunakan gaya bahasa alegoris. Bahasa simbol untuk menjelaskan suatu fenomena yang abstrak.”
Mutasyabihat dianggap sebagai majazi sebagaimana pada hal. 39 alenia terakhir.
Penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan dalam buku ini adalah sebagai berikut:
A.Secara garis besar ayat-ayat mutasyabihat (menurut versi mereka) ialah yang berbicara tentang Hari Kiamat dan Neraka dianggap simbol dari hancurnya struktur tentang penentang Nabi dan Rasul, dan pada masa Rasulullah hancurnya kekuasaan jahiliyyah Quraisy yang dihancurkan oleh Rasul dan para shahabatnya.
Lihat:
1.Tafsir Al-Haqqah:16;21
2.Tafsir ayat 6 dari surat Al-Ma'arij hal 30.
3.Tafsir ayat 17 dari surat Al-Muzammil hal. 62.
B.Pengelompokan manusia menjadi tiga golongan:
1.Ashabul A'raf adalah Assabiqunal awwalun.
2.Ashabul yamin adalah golongan anshar.
3.Ashabul syimal golongan oposisi yang menentang Rasul, lihat hal. 24.
C.Penafsiran Malaikat yang memikul 'Arsy pada surat Al-Haqqah ayat 17 diartikan para ro'in atau mas'ul yang telah tersusun dalam tujuh tingkatan struktur serta kekuasaan massa yang ada dibumi. Lihat hal. 24.
D.Penafsiran (man fis samaa'/siapakah yang ada di langit) dalam surat Al-Mulk ayat 16 diartikan benda-benda angkasa dan pada ayat 17 diartikan yang menguasai langit, menunjukkan bahwa mereka tidak tahu sifat 'uluw/ketinggian Allah atau bahkan mereka mengingkarinya.
E.Penafsiran (As-Saaq/betis) pada surat Al-Qalam ayat 42, dengan dampak dari perasaan takut ketika menghadapi hukuman atau adzab, lihat hal 18, ini menunjukkan bahwa mereka tidak tahu bahwa Allah memiliki betis atau mengingkarinya.
F.Kapal Nuh adalah bahasa mutasyabihat dari Qiyadah yaitu sarana organisasi dakwah yang dikendalikan oleh Nuh sebagai nakoda ....lihat hal. 42 dan 43.
G.Mengingkari hakekat jin dan diartikan sebagai manusia jin yaitu jenis manusia yang hidupnya tertutup dari pergaulan manusia biasa, yaitu manusia yang mamiliki kemampuan berpikir dan berteknologi yang selalu menjadi pemimpin dalam masyarakat manusia. Golongan jin yang dimaksud pada surat Al-Jin adalah orang-orang Nasrani yang shaleh yang berasal dari utara Arab, lihat tafsir surat Al-Jin hal.16...dst. Dan raja Habsyi yang bernama Negus termasuk golongan manusia jin yang dimaksud dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Jin, lihat hal.52.
H.Mengingkari pengambilan persaksian dari anak-anak Adam dialam ruh atas rububiyah Allah yang merupakan penafsiran surat Al-A'raf ayat 173, lihat tafsir surat Al-Insan hal.
85.
I.Menyatakan bahwa penciptaan Adam dan Isa bin Maryam adalah unsur-unsur mineral menjadi kromosom yang kemudian diproses menjadi sperma, lihat hal. 85.
Dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan yang lainnya.
Selanjutnya melalui buletin ini kami menghimbau kepada seluruh kaum muslimin dimana saja berada untuk senantiasa waspada dan mewaspadai gerakan sesat ini yang menamakan dirinya dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyyah, diantara ciri-ciri mereka ialah tidak menegakkan shalat lima waktu, berbicara agama dengan dengan menggunakan logika, mencampuradukan antara Islam dengan Kristen,... dll.
Sumber: Buletin Asy Syariah Juli/1428H/2007M

8 Kado Terindah


Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. kita dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian , dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran mu sebagai pembawa kebahagian.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

D I A M
Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah
memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado, lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah".
Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

4 Macam Teman Palsu

Empat Macam teman palsu :
  1. Mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu.
  2. Mereka yang hanya manis di mulut saja.
  3. Mereka yang memuji-muji dan membujuk.
  4. Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran.
Empat macam orang-orang ini, bukanlah teman-teman sejati; mereka adalah teman-teman palsu, dan seorang janganlah bergaul dengan mereka.

Mereka yang mengajak kawan untuk tujuan menipu mempunyai empat ciri:
  1. Mereka hanya memikirkan tentang apa yang akan mereka peroleh dalam persahabatan dengan kita.
  2. Mereka memberi sedikit dan berpikir bagaimana untuk memperoleh banyak.
  3. Apabila mereka berada di dalam bahaya, mereka akan melakukan hal-hal bagi kita (sehingga memperkokoh persahabatan dan saling melindungi).
  4. Mereka bergaul dengan kita hanya karena mereka tahu bahwa pergaulan itu memberikan keuntungan kepada mereka.
Mereka yang hanya manis dimulut saja mempunyai empat ciri:
  1. Mereka selalu membicarakan hal-hal yang telah lampau dan tidak berguna.
  2. Mereka cenderung membicarakan hal-hal yang belum terjadi.
  3. Mereka membantu mengerjakan hal-hal yang tidak berguna.
  4. Apabila diminta untuk membantu, mereka selalu mengatakan tidak dapat membantu (dengan bermacam-macam alasan untuk menghindari).
Mereka yang memuji-muji dan membujuk, mempunyai empat ciri:
  1. Jika kita berbuat jahat, mereka akan setuju dan membenarkannya.
  2. Jika kita tidak berbuat baik, mereka akan setuju dan membenarkannya.
  3. Di hadapan kita, mereka akan memuji-muji kita.
  4. Di belakang kita, mereka akan mencel kita.
Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran, mempunyai empat ciri:
  1. Mereka mengajak kita untuk minum-minuman yang memabukkan.
  2. Mereka mengajak kita berkeliaran di malam hari.
  3. Mereka membuat kita melekat untuk mengejar kesenangan-kesenangan.
  4. Mereka membuat kita untuk menjadi seorang penjudi.

Saturday 21 July 2007

Ajaran Rasul Baru Meresahkan Yogya

Oleh : Al-Ustadz Ayip Syafruddin

“Aku Al-Masih Al-Maw’ud menjadi syahid Allah bagi kalian, orang-orang yang mengimaniku, dan aku telah menjelaskan kepada kalian tentang sunnah-Nya dan rencana-rencana-Nya di dalam hidup dan kehidupan ini sehingga dengan memahami sunnah dan rencana-rencana-Nya itu kalian dapat berjalan dengan pasti di bawah bimbingan-Nya.

Selanjutnya bagi kaum mukmin yang mengimaniku agar menjadi syahid tentang kerasulanku kepada seluruh umat manusia di bumi Allah ini, seperti hal-halnya murid-murid Yesus, tatkala Yesus berbicara kepada murid-muridnya maka murid-muridnya itu segera melaksanakan perintah-perintahnya.” (hal 178)

“Dan aku juga memerintahkan kepada katib agar mempersiapkan sebuah acara di Ummul Qura’ bagi para sahabat untuk menjadi syahid bagi kerasulan Al-Masih Al-Maw’ud, tetapi katib mengusulkan agar acaranya diadakan di Gunung Bunder saja, akupun menyetujuinya, di malam yang ketigapuluh tiga, tiga hari menjelang empat puluh hari aku bertahannuts, kembali aku bermimpi, di dalam mimpi itu aku sedang dilantik atau diangkat menjadi rasul Allah disaksikan para sahabat.” (hal 182)

Kisah di atas dikutip dari buku “Ruhul Qudus yang Turun Kepada Al-Masih Al-Maw’ud” edisi pertama Februari 2007, diberi kata pengantar tertanggal Gunung Bunder, 10 Februari 2007 oleh Michael Muhdats.

Buku tersebut merupakan firman Allah atau ruhul qudus yang diturunkan kepada rasul-Nya. Sebagaimana dinyatakan dalam kata pengantarnya, “Buku yang ada di hadapan saudara ini merupakan firman Allah atau ruhul qudus yang diturunkan kepada rasul-Nya, sehingga isinya tidak perlu kami komentari lagi, agar kesuciannya tidak tercampur atau terpengaruh oleh pendapat kami pribadi.”

Buku tersebut beredar secara khusus di kalangan pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyyah. Sebuah kelompok yang memiliki pemahaman bahwa telah ada seorang rasul yang diutus Allah ke muka bumi pada saat sekarang ini. Pelantikan rasul ini terjadi pada tanggal 23 Juli 2006 di Gunung Bunder (Bogor-Jawa Barat).

Banyak dari kalangan kaum muslimin yang termakan gerakan kelompok ini. Di Yogyakarta, gerakan kelompok ini mulai merambah kalangan kampus dan meresahkan masyarakat. Model gerakannya senyap, tersembunyi, dan berkembang melalui rekrutmen dengan menggunakan pola sistem sel.

Selain meyakini adanya rasul Allah pada masa sekarang ini, yang mereka sebut Al-Masih Al-Maw’ud, mereka pun berkeyakinan bahwa shalat (dikerjakan) hanya pada waktu malam saja. Tidak ada shalat lima waktu sebagaimana kewajiban yang ditunaikan kaum muslimin umumnya. Mereka pun menganggap musyrik orang yang tidak sepaham dengan mereka.

Lafazh syhadatain mereka berbeda dengan yang diucapkan dan diyakini kaum msulimin. Seperti termuat dalam buku di atas, lafazh syahadatain kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini berbunyi, “Aku bersaksi bahwa tiada yang hak untuk diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa anda Al-Masih Al-Maw’ud adalah utusan Allah”. (hal 191)

Bila seseorang melakukan ibadah tanpa mengikuti rasul setelah Muhammad, yaitu Al-Masih Al-Maw’ud, maka tidak akan diterima ibadahnya. (hal 175)

Keyakinan mereka, bahwa Islam sekarang sudah tidak sempurna lagi. Menurut mereka, Islam yang sempurna adalah Islam yang sudah menzhahirkan dirinya dalam tiga syarat, yaitu hukumnya sudah lengkap, struktur kekuasaan ummatnya sudah ada, serta daar atau negerinya jatuh ke tangan ummat. (hal 166)

Karena itulah, pada tahap pertama programnya adalah pembinaan iman atau aqidah yang fokusnya memberikan peringatan kepada manusia tentang kebangkitan kembali Islam, dan memberi hiburan bagi orang-orang yang mau bertaubat dan menerima kehadirannya, bahwa mereka akan diampuni…” (hal 174)

Al-Masih Al-Maw’ud menyatakan bahwa dirinya banyak menerima wahyu dari Allah saat bertahannuts di Gunung Bunder. Dan kepada para pengikutnya ditekankan agar bersaksi bahwa semua itu adalah kebenaran yang datang dari Allah melaui rasul-Nya. (hal 184)

Namun demikian, apa yang diajarkan oleh kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyyah ini, ternyata tidak semata mengutip ayat-ayat Al-Quran saja. Mereka juga mengajarkan juga paham-paham Kristen, bahkan banyak mengutip dan mendasarkan ajarannya pada Al-Kitab (Injil). Mereka berpemahaman bahwa ajaran yang dibawa Moses, Yesus, dan Ahmad (Nabi Muhammad-penulis) adalah sama karena memiliki sumber ajaran yang sama pula (dari Allah), bahkan kata mereka, di dalam Islam ada konsep trinitas sebagaimana dalam ajaran Kristen.

Demikianlah, mereka mencampuradukkan ajaran. Banyak lagi ajaran-ajaran yang mereka tanamkan kepada para pengikutnya dengan memberikan pemahaman yang menyesatkan. Mereka tidak segan-segan menyatakan, “Sebetulnya ajaran Yesus sama dengan ajaran Islam.”

Melalui tulisan ini, dihimbau kepada kaum muslimin untuk mewaspadai gerakan kelompok ini. Gerakannya masih terselubung menjadikan berbagai pihak menemui kesulitan untuk memantau secara seksama.

Masalah penyebaran paham gerakan ini tidak bisa dianggap sepele sehingga menjadikan kaum muslimin bersikap pasif. Namun, hendaknya berbagai kalangan menyerukan (agar waspada) terhadap kesesatan yang ada, sebagaimana disebutkan di muka, untuk ditangkal. Masyarakat diminta untuk mewaspadai dan jangan sampai terjebak mengikuti pemahaman sesat ini.

Agama ini, yaitu Islam, telah sempurna dan hanya Islam, agama yang diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, pemahaman Islam yang disandarkan kepada Salafush Sahlih akan memberikan dasar kerangka pemahaman agama yang haq (benar), Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Pada hari ini, telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagi kalian.” (Al-Ma’idah : 3)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali-Imran : 19).

(Sumber: Buletin Asy-Syariah, diterbitkan oleh Yayasan Asy-Syariah Yogyakarta)

Monday 16 July 2007

Tiga perkara dahsyat di alam kubur

Dikutip dari buku berjudul “Malam Pertama di Alam Kubur” Karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arify, Syaikh 'A'idh bin Abdullah Al-Qorni, dan Syaikh Muhammad bin Husain Ya'qub. Halaman : 129 - 133

Tiga perkara dahsyat di alam kubur yaitu
1. Datangnya makhluk yang menjadi teman dalam kubur.
2. Melihat tempat yang disediakan bagi si mayit, baik surga maupun neraka.
3. Adzab dan nikmat kubur.

Ketiga perkara tersebut memiliki dalil yang rinci dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan Imam Ahmad – dalam Musnadnya – dan juga ahlu sunnah, dan disahihkan oleh mayoritas Ulama', termasuk Syaikh Al-Albany dalam Ahkamul Jana'iz dan lainnya, dari Al-Barra' bin 'Azib. Ia berkata,”kami keluar bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah seorang anshar.
Ketika sampai di kuburan sebelum dikubur, Rasulullah SAW duduk. Kami pun duduk di sekitarnya, seolah-olah diatas kepala kami ada seekor burung. Di tangan Rasulullah SAW ada kerikil yang dijumputnya dari tanah. Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kepalanya dan berkata,”Berlindunglah kepada Allah dari adzab kubur”. Beliau mengucapkannya sebanyak dua atau tiga kali.
“Bila seorang hamba Mukmin berada di ujung dunia menuju gerbang akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih, secerah mentari. Mereka membawa kafan dan balsam (agar mayat tidak busuk) yang berasal dari surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu, dan mengucapkan salam. Lalu duduk diatas kepalanya dan berkata,
“wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah”. Maka ruhnya pun keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat itu mengambil ruhnya”.
Dalam riwayat lain disebutkan,”ketika ruhnya keluar, seluruh malaikat yang ada diantara langit dan bumi serta malaikat yang berada dilangit berdoa untuknya. Lalu dibukakan pintu surga baginya. Seluruh penjaga pintu tersebut memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan ruh itu”.
Tetapi ia tak hanya sekejap memegang ruh tersebut. Selanjutnya ditaruh didalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Itulah yang difirmankan Allah,
“...ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat kami tidak melalaikan kewajibannya”(Al-An'am : 61).
Ruh tersebut keluar dengan keharuman yang belum pernah dijumpai dibumi.
Lalu mereka mengangkat ruh tersebut keatas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”ruh siapa ini?”. Mereka menjawab,”Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nam paling bagus yang pernah dipakai didunia.
Begitulah, sampai mereka tiba dibatas akhir langit dan bumi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka, dan dikabulkan. Demikianlah sampai pada langit berikutnya hingga sampai pada langit ketujuh. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Tulislah catatan hamba-Ku ini dalam 'Illiyyin. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).”
( Al-Muthaffifin : 19-21 ).
Kemudian ditulislah didalam 'Illiyyin. Lalu dikatakan ,”kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakannya dari bumi (tanah) dan akan Kukembalikan lagi ke bumi (tanah). Dari tanah pula akan Aku keluarkan mereka sekali lagi.”.
Lalu ruh tersebut dikembalikan ke bumi lagi, dan dijodohkan kembali dengan jasadnya.
Beliau melanjutkan sabdanya,”sesungguhnya ia mendengar suara terompah orang yang menguburnya, ketika mereka meninggalkannya, ketika ia ditanya, “siapa Rabbmu, apa agamamu dan siapa nabimu?”.
Dan dalam lafal disebutkan,”Datanglah dua malaikat yang kemudian duduk dihadapannya. Mereka bertanya, “Siapa Rabbmu?” ia berkata,”Rabbku adalah Allah. “Apa agamamu?” ”Agamaku Islam”. Malaikat melanjutkan,”siapa lelaki yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab,”Ia adalah Rasulullah”. “Bagaimana engkau tahu?” “Aku membaca kitab Allah, beriman dan membenarkannya”.
Lalu terdengar seruan dari langit bahwa, “Benarlah hambaku ini. Berikan kasur dan pakaian dari surga, serta bukakan pintu surga. Berilah pakaian darinya dan bukakan pintu baginya”.
Setelah itu dilapangkanlah kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya (dalam riwayat lain disebut,”yang menyerupai”) seseorang yang berwajah tampan dengan baju baju yang bagus dan aroma harum. Orang itu berkata, “Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan padamu. Berbahagialah dengan keridhaan Allah dan surga yang penuh dengan kenikmatan abadi. Inilah hari yang dijanjikan padamu”.
Ia berkata kepada orang itu, “Demikian pula denganmu. Semoga Allah menggembirakanmu dengan yang lebih baik. Siapa kamu? Wajahmu tampak bagus”. Dijawab, “Aku amal shalihmu. Engkau selalu bersegera mentaati Allah dan enggan bermaksiat kepada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan kebaikan”.
Kemudian dibukalah pintu surga dan neraka. Dikatakan, “Inilah tempat bagimu, seandainya engkau bermaksiat kepada Allah. (Tetapi tempat itu) telah Allah gantikan dengan (surga) ini”. Demi melihat tempat di surga tersebut, ia berkata,”Wahai Rabbku, dirikanlah kiamat, hingga aku bisa bertemu dengan keluarga dan hartaku.” Dikatakan padanya, “Tinggallah!”.
“Selanjutnya” sabda nabi,”Ketika orang-orang kafir dan fasik berada diujung dunia dan gerbang akhirat, datanglah malaikat berwajah hitam kepadanya. Ia duduk disebelah sambil terus memelototinya. kemudian datanglah malaikat maut membawa tenunan kasar dan langsung menduduki kepalanya. Malaikat itu berkata,”wahai jiwa kotor, keluarlah menuju amarah dan murka Allah”.
Bergetarlah badannya. Ruhnya dicabut dari badan, sebagaimana dicabutnya bulu wol yang basah dari alat panggang. Seluruh malaikat antar langit dan bumi melaknatnya dan seluruh malaikat langit. Ditutuplah pintu langit. Seluruh penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut jangan didekatkan kepada mereka”.
Dicabutlah nyawanya dan segera ditaruh kedalam tenunan kasar tersebut. Dari tempat itu berhembuslah bau bangkai yang paling busuk didunia. Ruhnya dibawa naik.
Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”ruh siapa yang buruk in?”. Dijawab,”Ryh Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nama paling buruk yang pernah dipakai didunia. Hingga sampai ujung langit dunia. Malaikat pembawa ruh itu minta dibukakan pintu, dan dikabulkan”. Kemudian Rasulullah membaca ayat,
“Tidak akan dibukakan pintu langit untuk mereka, dan tidak akan masuk surga, sampai seekor unta mampu masuk ke lubang jarum” (Al-A'raf : 40).
Lalu Allah Ta'ala berfirman, “Tulislah catatannya dalam sijjin, didasar bumi yang paling bawah”. Lalu dikatakan,”Kembalikanlah hamba=Ku in ke dunia. sesungguhnya Aku telah berjanji menciptakan dari bumi itu lalu mengembalikannya kepadanya dan mengeluarkannya kembali dari bumi itu pada lain waktu”.
Maka ruhnya dilemparkan begitu saja, sampai bertemu dengan jasadnya kembali.
Kemudian beliau membaca ayat,
“Barangsiapa mempersekutuan sesuatu dengan Allah, mak adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”(Al-Hajj : 31).
Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang meninggalkannya(setelah melayat).
Datanglah dua malaikat yang duduk di sampingnya. mereka bertanya,“Siapa Rabbmu?”. “Ah...ah... aku tidak tahu” jawabnya. “Apa agamamu?” “Ah...ah... aku tidak tahu” jawabnya. ”Siapakah lelaki ini yang pernah diutus kepadamu?” “Ah...ah... aku tidak tahu”. Malaikat berkata,”Engkau tidak pernah tahu dan tidak pernah membaca Al-Qur'an...”.
Terdengarlah suara dari langit, “Hambaku ini seorang pendusta. Sediakanlah baginya kasur dari neraka, dan bukakan pintu neraka”. Ia merasakan panasnya api neraka dan angin panas yang berhembus darinya. Kuburnya pun menyempit, sehingga meremukkan tulang-tulangnya. Lalu datanglah (dalam riwayat lain disebut, “yang menyerupai”) seorang yang buruk rupa dan pakaiannya. Aromanya busuk menyengat. Ia berkata, “berbahagialah dengan perkara yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan”.
Mayat tadi berkata,”Demikian juga dirimu, semoga Allah menimpakan kejelekan padamu. Siapa dirimu? Wajahmu amat buruk”, Dijawab,”Akulah amalmu yang buruk. Demi Allah, aku tidak mengenalmu selain seorang yang malas untuk taat kepada Allah tetapi giat bermaksiat pada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan kejelekan”.
Kemudian ia menjadi buta, tuli dan bisu. Ia memegang palu besar, yang seandainya dipukulkan ke gunung, niscaya gunung tersebut luruh menjadi tanah. Ia memukul dirinya dengan palu tersebut, sehingga hancur menjadi tanah.
Lalu Allah mengembalikannya kembali kepada bentuknya semula, dan ia kembali memukul dirinya. Ia menjerit keras, yang dapat didengar semua makhluk kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan baginya pintu neraka dan dihamparkan kasur yang terbuat dari api. Ia berkata, “Duhai Rabbku, jangan Engkau dirikan kiamat”.*
Dikeluarkan oleh Abu Dawud (4753) Al-Hakim (I/38-40), At-Thayalisi(753) dan Ahmad(4/287,288,295,296)serta Al-ajri dalam Asy-Syari'ah(268-270).
Al-Hakim berkata, “(Hadits ini)Shahih atas syarat Syaikhaini”, dan dibenarkan oleh adz-Dzahabi. Dishahihkan pula oleh Ibn Qayyim dalam A'lamu Al-Muwaqqi'in(I/214) dan Tahdzib As-Sunan(4/337). Penshahihannya dinukil dari Abu Nu'aim dan lainnya. Dishahihkan pula oleh Syaikh Al-Albany dalam Ahkamul Jana'iz(200-202) dan Shahih Jami'(676).



Nasehat Kematian Umar bin Abdul Aziz ra.


Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz mengiringi jenazah. Ketika semuanya telah bubar, Umar dan beberapa sahabatnya tidak beranjak dari kubur jenazah tadi. beberapa sahabatnya bertanya, “wahai Amirul Mukminin, ini adalah jenazah yang engkau menjadi walinya. Engkau menungguinya disini lalu akan meninggalkannya”.
Umar berkata, “Ya. Sesungguhnya kuburan ini memanggilku dari belakang. Maukah kalian kuberitahu apa yang ia katakan kepadaku? ”. Mereka menjawab,”Tentu”. Umar berkata,”Kuburan ini memanggilku dan berkata,”Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah kuberitahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang kau cintai ini?” “Tentu” jawabku.
Kuburan itu berkata, “Aku bakar kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kau kau kuberitahu apa yang kuperbuat dengan anggota badannya?”. “Tentu”, jawabku. “Aku cabut (satu per satu dari) telapak ke tangannya, lalu dari tangannya ke lengan, dan dari lengan menuju pundak. Lalu kucabut pula lutut dari pahanya. Dan paha dari lututnya. Ku cabut pula lutut itu dari betis. Dan dari betis menuju telapak kakinya”.

Lalu Umar bin Abdul Aziz menangis, dan berkata, “Ketahuilah, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta, dan yang hidup didalamnya akan mati. Celakalah yang tertipu olehnya.
Janganlah kau tertipu oleh dunia. Orang yang tertipu adalah yang tertipu oleh dunia.
Dimanakah penduduk yang membangun suatu kota, membelah sungai-sungainya dan menghiasinya dengan pepohonan, lalu tinggal didalamnya dalam jangka waktu sangat pendek. Mereka tertipu, menggunakan kesehatan yang dimiliki untuk berbuat maksiat.
Demi Allah, di dunia mereka dicengkeram oleh hartanya – tak boleh begini dan begitu --, dan banyak orang yang dengki kepadanya.
Apa yang diperbuat oleh tanah dan kerikil kuburan terhadap tubuhnya? Apa pula yang diperbuat binatang-binatang tanah terhadap tulang dan anggota tubuhnya?
Dulu, di dunia mereka berada di tengah-tengah keluarga yang mengelilinginya. Diatas kasur yang empuk dan pembantu yang setia. Keluarga yang memuliakan dan kekasih yang menyertainya.
Tetapi ketika semuanya berlalu, dan maut datang memanggil, lihatlah betapa dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang tersisa dari kekayaannya? Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa dari kefakirannya?
Tanyalah mereka tentang lisan, yang sebelumnya mereka gunakan berbicara. Juga tentang mata yang mereka gunakan melihat hal-hal yang menyenangkan.
Tanyakan tentang kulit yang lembut dan wajah yang menawan serta tubuh yang indah... apa yang dilakukan cacing tanah terhadap itu semua? Warnanya pudar, dagingnya dikunyah-kunyah, wajahnya terlumuri tanah. Hilanglah keindahannya. Tulang meremuk, badan membusuk dan dagingnya pun tercabik-cabik.
Dimanakah para punggawa dan budak-budak? Dimana kawan... dimana simpanan harta benda? Demi Allah, mereka tidak membekali si mayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Dahulu dirumah mereka merasakan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah.
Bukankah kini mereka tinggal ditempat yang lusuh dan menjijikan? Bukankah sama saja bagi mereka; siang dan malam? Bukankah sekarang mereka tenggelam dalam pekatnya kegelapan? Tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.
Berapa banyak orang yang dulunya mulia, kini wajahnya hancur. anggota badannya tercerai berai. Mulut mereka belepotan dengan darah dan nanah. Binatang-binatang tanah mengerubuti jasad mereka, sehingga satu per satu anggota tubuh terlepas. Hingga akhirnya tak tersisa, kecuali hanya sebagian kecil saja.
Mereka telah meninggalkan istananya. Berpindah dari tempat lapang ke lubang yang sempit. Sesudah itu, istri-istri mereka dinikahi orang lain. Anak-anaknya pun berkeliaran dijalan. Harta bendanya dibagi-bagi oleh ahli warisnya.
Diantara mereka, ada pula yang dilapangkan kuburnya. Diberi kenikmatan dan bersenang-senang dengannya didalam kubur. Tetapi ada pula yang di adzab dalam sempitnya lubang kubur. Menyesali apa yang telah mereka kerjakan”. Umar lalu menangis dan berkata, “Wahai yang menjadi penghuni kubur esok hari, bagaimana dunia bisa menipumu? Dimana kafanmu... dimana minyak (wewangian untuk orang mati)mu, dan dimana dupamu? Bagaimana nanti ketika kamu telah berada dalam pelukan bumi.
Celakalah aku, dari bagian tubuh yang mana pertama kali cacing tanah itu melumatku? Celakalah aku, dalam keadaan bagaimana aku kelak bertemu dengan malaikat maut, saat ruhku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan diturunkan oleh Rabbku?”.
Ia menangis dan terus menangis, lalu pergi . Tak lebih dari satu pekan setelah itu, ia meninggal. Semoga ia dirahmati Allah.


Thursday 12 July 2007

Sejarah Imam Ali AS ( Bagian 6 )

3- Kedermawanan

Imam Ali bin Abi Thalib as dikenal sebagai orang yang sangat dermawan bahkan di saat beliau sedang bergelut dengan kesulitan hidup sekalipun. Sering beliau memberikan makanannya kepada orang lain dan tidur dalam keadaan lapar. Perilaku Rasul yang sering mengganjalkan batu di perut beliau untuk menahan lapar karena lebih mementingkan orang lain, menjadi teladan baginya. Banyak Ayat Al-Quran yang turun memuji kedermawanan Imam Ali. Salah satu kisah termasyhur yang diabadikan oleh Al-Qur’an dan ditulis dengan tinta emas oleh para sejarawan adalah kisah turunnya surah Al-Insan.

Diriwayatkan bahwa suatu ketika, Imam Ali as dan keluarganya bernadzar akan berpuasa tiga hari setelah Allah memberikan kesembuhan kepada dua anaknya, Hasan dan Husein yang saat itu sedang sakit. Setelah keduanya sembuh, Imam Ali melaksanakan nadzar itu. Beliau bersama istri, dua anak dan bahkan pembantunya yang bernama Fidldlah menjalankan ibadah puasa tiga hari. Saat itu di rumah beliau hanya ada persediaan makanan yang sangat terbatas.

Hari pertama, ketika hendak berbuka puasa, seseorang mengetuk pintu rumah beliau. Imam Ali membuka pintu. Setelah mengucapkan salam, orang tersebut mengatakan bahwa dia adalah orang miskin yang sedang kelaparan. Mendengar penuturannya, Ali as memerintahkan untuk memberikan makanan yang telah tersedia kepada si miskin. Malam itu keluarga beliau hanya cukup berbuka dengan air.

Kejadian serupa terulang lagi. Pada hari kedua seorang anak yatim dan hari ketiga seorang tawanan datang meminta sekedah kepada keluarga suci ini. Imam Ali memberikan makanan itu kepada mereka. Kedermawanan Ali dan keluarganya ini di saat mereka sedang memerlukan, dipuji oleh Allah swt. Surat Al-Insan atau Ad-Dahr turun berkenaan dengan peristiwa ini.

Saat seorang pengemis meminta sekedah kepada orang-orang yang sedang berada di masjid Nabi, tidak ada seorang pun yang menaruh perhatian kepadanya. Ali yang sedang menunaikan salat sunnah di masjid, saat ruku’ mengulurkan tangannya kepada si peminta sedekah. Orang tersebut lantas mengambil cincin yang ada di jari Imam dan pergi meninggalkan masjid. Kejadian itu direkam dalam Al-Qur’an Al-Karim. Allah swt berfirman, “Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah, Rasul dan orang yang beriman yang menunaikan salat dan membayar zakat saat sedang ruku’.”

Mengenai kedermawanan beliau, Muawiyah yang dikenal sebagai musuh Ali nomor satu, mengatakan, “Jika Ali memiliki dua buah rumah yang satu terbuat dari emas dan yang satu lagi terbuat dari kayu, dia akan bersedekah dengan rumah emas itu sampai tidak tersisa sedikit pun darinya.”

4- Kezuduhan

Keutamaan lain Imam Ali as adalah kezuhudan beliau. Sering Imam Ali menyatakan bahwa dirinya tidak akan bisa digoda oleh kemewahan dunia. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Imam Ali mengatakan, “Wahai dunia, godalah orang selain aku. Aku telah menceraimu dengan tiga kali talak. Tidak mungkin engkau akan kembali kepadaku. Umurmu terlalu singkat dan kehidupanmu hina.”

Menu makanan Imam Ali setiap harinya hanya sekerat roti kering dengan garam atau cuka. Beliau tidak pernah membiarkan perutnya dipenuhi makanan atau minuman. Pakaian yang beliau kenakan terbuat dari kain kasar. Meski duduk sebagai khalifah dan memegang seluruh kekayaan negara atau baitul mal beliau tidak pernah tergoda oleh gemerlap dinar yang ada di dalamnya. Diceritakan bahwa ketika menghitung uang baitul mal untuk dibagikan kepada rakyat, beliau bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur karena tidak tergoda oleh harta yang ada di hadapannya.

Suatu kali, ketika Ali mengerahkan pasukan ke Basrah untuk memadamkan fitnah perang Jamal, sekelompok jemaah haji mendirikan kemah di dekat kemah pasukan beliau. Mereka ingin bertemu dengan khalifah. Ibnu Abbas yang meruapakan salah seorang sahabat dan murid dekat Imam Ali bergegas memberitahu beliau. Saat itu Imam sedang menjahit sepatunya. Setelah selesai, sambil menunjuk ke arah sepatu itu, beliau bertanya kepada Ibnu Abbas, berapa harga sepasang sepatu ini?

Ibnu Abbas menjawab harga sepatu yang sudah kumal seperti ini tidak lebih dari setengah Dirham. Imam Ali as mengatakan, “Demi Allah, sepatu ini jauh lebih berharga bagiku dibanding jabatan khilafah, kecuali jika dengan khilafah ini aku dapat menegakkan keadilan dan menumpas kebatilan.”

5- Taqwa dan Keimanan yang Tinggi

Imam Ali bin Abi Thalib as juga dikenal sebagai orang yang banyak beribadah. Malam hari merupakan saat yang paling indah bagi beliau untuk bermunajat dan berkeluh kesah dengan Tuhannya. Ketika sedang menunaikan salat tidak ada apa pun yang dilihatnya kecuali kemuliaan dan keagungan Allah swt. Diceritakan bahwa pada suatu malam di saat perang Shiffin berkecamuk, Imam Ali as tenggelam dalam kekhusyukan ibadah. Mendadak sebuah panah menerjang dan menancap di kaki beliau. Sahabat beliau yang menyaksikan kejadian itu, menarik anak panah tersebut ketika Imam sedang dalam keadaan salat. Karena kekhusyukannya, Imam Ali tidak merasakan sakit saat anak panah itu menancap kemudian dicabut dari kakinya.

Munajat dan doa-doa yang diajarkan Imam Ali kepada para sahabatnya telah dibadaikan dalam buku-buku riwayat Islam. Doa-doa itu mengandung makna yang sangat dalam dan mengajarkan bagaimana tata krama dan cara seorang hamba berdoa dan bermunajat dengan sang Khaliq. Imam Ali juga mengajarkan bagaimana hendaknya seorang pecinta sejati melantunkan pujian kepada Tuhannya. Bahkan Imam Ali Zainal Abidin yang sepanjang sejarah dikenal sebagai orang yang paling banyak beribadah mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang bisa menandingi ibadah Ali bin Abi Thalib as.”



Sejarah Imam Ali AS (Bagian 5)

Keutamaan dan Keagungan Imam Ali AS

1- Kepahlawanan dan Pengorbanan

Ali bin Abi Thalib adalah sosok manusia yang sempurna dari semua sisi. Kebesarannya diakui oleh kawan maupun lawan. Tidak ada seorangpun yang dapat melukiskan keagungan dan keutamaannya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada Ali, “Wahai Ali tidak ada yang mengenal Allah dengan sebenarnya kecuali aku dan engkau. Tidak ada yang mengenalku dengan sebenarnya kecuali Allah dan engkau, dan tidak ada yang mengenalmu dengan sebenarnya kecuali Allah dan aku.”

Untuk itu, apa yang coba kami angkat dalam kesempatan ini, tak lain adalah upaya untuk mengenalkan sosok agung yang pernah ada di tengah umat Islam ini, sekaligus menghiasi pertemuan kita ini dengan nama Ali bin Abi Thalib. Sebab Rasulullah SAW pernah bersabda, “Menyebut Ali termasuk amal ibadah.”

Keutamaan pertama Imam Ali bin Abi Thalib adalah keberanian, kepahlawanan dan pengorbanannya dalam membela Rasulullah dan ajaran yang beliau bawa. Sejarah menyebutkan bahwa ketika berada di Mekah dan diboikot oleh Quresy, Rasulullah SAW bersama pamannya Abu Thalib dan keluarga besar Bani Hasyim tinggal di lembah atau Syiib Abu Thalib. Masa yang sulit itu berlangsung selama tiga tahun. Setiap malam, karena khawatir akan keselamatan Rasulullah SAW, Abu Thalib memerintahkan beberapa orang termasuk Ali untuk tidur di pembaringan Rasul, secara bergilir.

Malam ketika Nabi Muhammad SAW hendak pergi meninggalkan rumah menuju Madinah, beliau memerintahkan Ali untuk berbaring di tempat tidur Nabi dan mengenakan selimut beliau, padahal puluhan pemuda Arab sedang menunggu di luar dengan pedang terhunus untuk secara serentak menyerang rumah Nabi dan membunuh beliau. Pengorbanan Ali di malam itu disanjung oleh Allah dan diabadikan di dalam Al-Qur’an.

Ketika pasukan muslim yang berjumlah sedikit untuk pertama kalinya bertemu dengan pasukan kafir Quresy yang jumlahnya tiga kali lebih besar di Badr, Ali dengan keberanian dan kepahlawanan yang tertandingi berhasil menyungkurkan jawara-jawara kafir Quresy semisal Walid, Syaibah, Ash, Handhalah dan Naufal. Sejarah bahkan mencatat bahwa setengah dari 70 korban tewas di kubu pasukan Quresy, tersungkur setelah terkena sabetan pedang Ali.

Di Uhud, ketika pasukan kafir Quresy berhasil membuat barisan muslimin kocar-kacir, bahkan banyak yang melarikan diri, Ali tetap menyertai Nabi dan berperang dengan gigih di sisi orang yang ia cintai itu. Di tangan Ali-lah pasukan Quresy yang mengepung dan berusaha membunuh Nabi, berhasil dipukul mundur. Di medan yang penuh hiruk pikuk itu, luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya, tidak membuat kendur semangat Ali untuk berkorban dan membela Rasulullah SAW. Di Uhud inilah terdengar suara Jibril yang memuji Ali dengan mengatakan, “Tidak ada pahlawan seperti Ali dan tidak ada pedang seperti Dzul Fiqar.”

Tahun kelima Hijriyah, di saat kaum kafir dengan pasukannya yang berjumlah besar mengepung Madinah dan tertahan karena benteng parit yang dibuat kaum muslimin, Ali menunjukkan kepahlawanan dengan melawan Amr bin Abdi Wadd, jawara Arab yang sangat ditakuti. Ketika kuda tunggangannya, berhasil melompati parit, dengan congkak, Amr menantang siapa saja yang berani bertarung dengannya. Tantangan itu ia ulangi tiga kali berturut-turut, dan tiga kali pula Ali menyatakan kesiapannya untuk menjawab tantangan itu. Rasul mengizinkan dan Ali berhasil memenggal kepala Amr setelah melalui pertarungan yang sengit.

Kisah kepahlawanan Ali terulang di Khaibar ketika beliau berhasil menundukkan benteng Khaibar yang paling kuat, padahal pasukan muslim telah dua kali gagal mendudukinya. Dalam perang itu, Marhab bin Abi Marhab, jawara Yahudi Khaibar tersungkur setelah pedang Ali memilah tubuhnya menjadi dua bagian. Padahal saat bertarung dengan Ali Marhab mengenakan pakian besi yang menutupi seluruh tubuhnya.

Di Hunain, ketiika pasukan muslimin yang berjumlah sepuluh ribu orang diserang secara mendadak oleh suku Hawazin dan sebagian besar dari mereka lari tunggang-langgang meninggalkan Nabi, Ali bersama segelintir orang tetap berada di sisi Rasulullah SAW. Tebasan pedang Ali yang menjungkalkan Abu Jarwal, pahlawan kaum kafir di Hunain, berhasil menyiutkan nyali musuh-musuh Rasulullah dan mengundang pasukan muslim yang lari untuk kembali menyusun barisan.

Apa yang disebutkan tadi hanyalah sedikit contoh dari kepahlawanan dan pengorbanan besar Ali bin Abi Thalib untuk agama Allah dan ajaran Rasulullah SAW. Tidak sedikit pujian yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan hadis mengenai pengorbanan Ali di jalan Allah ini.

2- Keluasan dan kedalaman Ilmu

Keutamaan Imam Ali as berikutnya adalah keluasan ilmu beliau. Sejak masa kanak-kanak, Ali selalu menyertai Rasulullah SAW ke manapun beliau pergi bahkan dalam sebuah ungkapannya, Imam Ali menyatakan bahwa beliau sering diajak Nabi SAW berkhalwat dan beribadah di gua Hira yang berada di luar kota Mekah. Imam bahkan menuturkan bahwa beliau merasakan kehadiran malaikat Jibril yang membawa wahyu untuk Nabi SAW di gua itu. Dengan menyertai Nabi, Ali menimba ilmu-ilmu ilahiyah dari manusia paling agung di dunia itu. Ali pernah mengatakan bahwa Nabi mengajarinya seribu macam ilmu yang masing-masing memiliki cabang seribu.

Di hadapan sahabat-sahabatnya, Nabi SAW berulang kali bersabda bahwa beliau adalah kota ilmu yang pintunya adalah Ali bin Abi Thalib as. Sabda Nabi ini dibenarkan oleh para sahabat yang menyaksikan sendiri betapa Ali adalah satu-satunya orang sepenninggal Nabi yang menjadi rujukan dalam berbagai hal. Bahkan para khalifah, khususnya khalifah Umar bin Khattab sering meminta pendapat Ali dalam memghambil keputusan. Lebih jauh Umar mengatakan, “Jika tidak ada Ali maka celakalah Umar.”

Pernyataan Ali yang meminta umat untuk bertanya kepadanya sebelum mereka kehilangan dirinya, adalah ungkapan yang diabadikan oleh para sejarawan dan ahli hadis. Ali dikenal sebagai bapak dari berbagai cabang ilmu. Abdullah bin Abbas yang dikenal sebagai guru besar tafsir Al-Qur’an sepanjang sejarah, adalah orang yang berguru kepada Ali. Abul Aswad Al-Duali, sasterawan besar Arab dan penyusun ilmu Nahwu adalah murid Imam Ali as. Bahkan, beliaulah yang memerintahkan dan menuntun Abul Aswad untuk menyusun ilmu Nahwu.

Kepada sahabat dekatnya yang bernama Kumail bin Ziyad, Imam Ali as pernah menjelaskan kemuliaan ilmu dibanding harta. Kemudian beliau menunjuk dadanya secara mengatakan, “Di sini terpendam ilmu yang sangat luas. Andai saja aku menemukan orang yang bisa menerimanya.”


Sejarah Imam Ali AS (Bagian 4)

Wafat Imam Ali AS

Setelah perang Nahrawan berakhir, Imam Ali as kembali mengimbau umat untuk bersiap-siap menyerang Muawiyah di Syam yang melakukan pembangkangan dan merusak persatuan kaum muslimin. Namun seruan beliau itu tidak mendapat sambutan masyarakat luas. Sejumlah orang seperti Asy’ats bin Qais sangat berperan dalam mengendurkan semangat para pendukung khalifah untuk kembali menyusun kekuatan di bawah kepemimpinan Imam Ali bin Abi Thalib as. Akibatnya, dengan alasan letih karena perang, mereka memilih untuk meninggalkan pemimpin mereka di kamp Nukhailah. Menyaksikan kondisi yang demikian, Amirul Mukminin terpaksa kembali ke Kufah.

Imam Ali as memendam kekecewaan yang mendalam terhadap warga Kufah. Berkali-kali beliau mengecam warga kota itu karena ketidakloyalan mereka kepada khalifah. Dalam sebuah khotbahnya, beliau mengatakan, “Aku terjebak di tengah orang-orang tidak menaati perintah dan tidak memenuhi panggilanku. Wahai kalian yang tidak mengerti kesetiaan! Untuk apa kalian menunggu? Mengapa kalian tidak melakukan tindakan apapun untuk membela agama Allah? Mana agama yang kalian yakini dan mana kecemburuan yang bisa membangkitkan amarah kalian?”

Pada kesempatan yang lain beliau berkata, “Wahai umat yang jika aku perintah tidak menggubris perintahku, dan jika aku panggil tidak menjawab panggilanku! Kalian adalah orang-orang yang kebingungan kala mendapat kesempatan dan lemah ketika diserang. Jika sekelompok orang datang dengan pemimpinnya, kalian cerca mereka, dan jika terpaksa melakukan pekerjaan berat, kalian menyerah. Aku tidak lagi merasa nyaman berada di tengah-tengah kalian. Jika bersama kalian, aku merasa sebatang kara.”

Meski kecewa akan sikap dan perlakuan warga Kufah terjhadap dirinya, Imam Ali as terus berusaha menyadarkan mereka dan menggerakkan semangat mereka untuk kembali berjihad di jalan Allah. Dalam banyak kesempatan, beliau mengingatkan mereka akan kebenaran yang berada di pihaknya dan bahwa berperang melawan Muawiyah adalah tugas suci yang harus dilaksanakan, sebab Muawiyah memecah belah umat dan berusaha menyebarkan kebatilan di tengah umat.

Berbeda dengan kondisi Kufah, di Syam, Muawiyah menikmati kesetiaan warga di negeri itu yang siap mengorbankan nyawa deminya. Muawiyah yang mendengar berita pengkhianatan warga Kufah terhadap pemimpin mereka, berusaha memanfaatkan kesempatan itu untuk mengguncang dan merongrong pemerintahan Ali bin Abi Thalib as. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penyerangan ke sejumlah wilayah kekuasaan khalifah yaitu Jazirah Arabia dan Irak. Dengan cara ini, Muawiyah berupaya menjatuhkan mental para pendukung Ali.

Usaha Imam Ali as untuk kembali menyusun kekuatan, mulai menampakkan hasil. Kelompok demi kelompok menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dengan pasukan beliau. Upaya menggalang kekuatan terus dilakukan oleh orang-orang dekat dengan Imam Ali as, termasuk kedua putra beliau Al-Hasan dan Al-Husein as. Dalam kondisi seperti itu, Allah ternyata berkehendak lain. Setelah berjuang sekian tahun menjaga amanah imamah yang diberikan oleh Rasulullah, dan setelah menyaksikan pengkhianatan demi pengkhianatan orang-orang di sekelilingnya, Imam Ali a.s. harus menghadap Sang Pencipta, Allah SWT.

Hari itu, tanggal 19 ramadhan tahun 40 hijriyah. Amirul Mukminin Ali as keluar dari rumahnya menuju masjid Kufah untuk memimpin shalat subuh berjamaah. Di tengah shalat, saat beliau mengangkat kepala dari sujudnya, sebilah pedang beracun terayun dan mendarat tepat di atas dahi putra Abu Thalib itu. Darah mengucur deras membahasi mihrab masjid. Jemaah masjid tersentak mendengar suara Ali, “Fuztu wa rabbil ka’bah. Demi pemilik Ka’bah, aku telah meraih kemenangan.”

Ali roboh di mihrabnya dengan luka yang parah, sementara warga dengan cepat menangkap sang pembunuh yang tak lain adalah Abdurrahman bin Muljam, seorang khawarij. Al-Hasan membawa ayahnya ke rumah. Berita itu segera menyebar di seluruh penjuru kota Kufah. Berbagai usaha dilakukan untuk menyelematkan jiwa Imam Ali as. Tetapi takdir Allah berkehendak lain. Ali bin Abi Thalib gugur syahid pada tanggal 21 Ramadhan atau dua hari setelah peristiwa pemukulan itu terjadi.

Sebelum meninggalkan dunia yang fana ini, Amirul Mukminin mewasiatkan beberapa hal kepada putra-putranya dan kepada umat. Di antara pesan beliau adalah menjalin hubungan sanak keluaga atau silaturrahim, memperhatikan anak yatim dan tetangga, mengamalkan ajaran Al-Qur’an, menegakkan shalat yang merupakan tiang agama, melaksanakan ibadah haji, puasa, jihad, zakat, memperhatikan keluarga Nabi dan hamba-hamba Allah, serta menjalankan amr maruf dan nahi munkar.

Menurut sejumlah riwayat, Imam Ali as menghembuskan nafasnya yang terakhir ketika bibir beliau berulang-ulang mengucapkan “Lailahaillallah” dan membaca ayat, “Faman ya’mal mitsqala dzarratin khairan yarah. Waman ya’mal mitsqala dzarratin syarran yarah.” Artinya, “Siapapun yang melakukan kebaikan sebiji atompun, dia akan mendapatkan balasannyanya, dan siapa saja melakukan keburukan meski sekecil biji atom, kelak dia akan mendapatkan balasannya.”

Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Imam Ali as sejak lama telah mengetahui kapan dan bagaimana beliau akan meneguk cawan syahadah. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW menjelaskan kemuliaan bulan Ramadhan kepada para sahabatnya. Kepada Nabi, Ali bertanya, di bulan suci ini, amalan apakah yang terbaik? Rasul SAW menjawab, “Meninggalkan perbuatan dosa.” Mendadak mata Nabi berkaca-kaca. Ali menanyakan apa yang membuat beliau menangis? Rasul menjawab, bahwa Ali kelak akan dibunuh di bulan Ramadhan.

Kepergian Imam Ali as meninggalkan kedukaan yang mendalam di tengah umat Islam. Betapa tidak, Ali adalah orang yang mewarisi ilmu Nabi dan pemimpin besar umat ini. Akan tetapi, beliau ternyata harus meninggalkan ummat setelah mengalami berbagai macam pengkhianatan dan fitnah. Kondisi yang ada saat itu memaksa keluarga besar Rasulullah untuk memakamkannya di malam hari secara diam-diam di luar kota Kufah. Tempat itu di kemudian hari menjadi sebuah kota bernama Najaf.


Wednesday 11 July 2007

Sejarah Imam Ali AS (Bagian 3)

Perang Shiffin

Setelah api fitnah pasukan Jamal berhasil dipadamkan, pemerintahan Imam Ali as kembali diguncang oleh pemberontakan pasukan Syam pimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan. Perang ini terjadi setelah Muawiyah yang menjabat sebagai gubernur Syam sejak masa khalifah Umar bin Khatthab, menolak berbaiat dan tidak bersedia tunduk kepada pemerintahan Imam Ali as. Saat Imam Ali melalui sepucuk surat memintanya untuk berbaiat, Muawiyah mengumpulkan warga Syam di masjid dan mengatakan bahwa ia akan menuntut darah khalifah Usman yang dibunuh oleh para pemberontak.

Muawiyah mendapat dukungan warga Syam yang siap melakukan pembalasan atas darah khalifah. Pasukan Syam telah disiagakan untuk memberontak. Berita akan kesiapan pasukan Syam sampai ke telinga Imam Ali as. Beliau segera memanggil para sahabatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai rencana serangan ke Syam. Sebagian besar sahabat mendukung rencana itu, bahkan beberapa diantaranya mencaci pasukan Syam. Imam melarang mereka dan mengatakan bahwa beliau tidak menyukai orang yang suka mencaci. Ammar bin Yasir, salah seorang sahabat besar Nabi SAW dan pengikut setia Imam Ali as turut menyatakan dukungan.

Setelah Imam Ali as yakin bahwa Muawiyah hanya mengenal bahasa kekerasan, beliau mengumumkan rencananya menyerang Syam kepada seluruh warga. Al-Hasan dan Al-Husein as, dua putra Imam Ali as memikul tugas mengajak masyarakat untuk menyertai pasukan Kufah menuju Syam.

Mendengar kesiapan pasukan Kufah, Muawiyah mengumpulkan warga Syam di masjid. Di atas mimbar masjid Syam, dia mengangkat tinggi-tinggi sebuah baju yag berlumur darah seraya mengatakan, “Inilah baju khalifah Usman yang masih berlumur darah.” Muawiyah mengajak warga Syam untuk menyertai pasukannya menyerang pasukan Irak yang dipimpin oleh Imam Ali as.

Dua pasukan besar Syam dan Kufah bertemu. Kepada para sahabatnya, Imam Ali berpesan untuk tidak memulai perang sebelum pasukan Syam menyerang. Tanggal 1 Shafar tahun 37 hijriyah, kedua pasukan terlibat pertempuran sengit. Perang yang dikenal dengan nama perang Shiffin ini berlangsung cukup lama. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Diantara mereka yang gugur di pasukan Imam Ali adalah Ammar bin Yasir, Khuzaimah yang disebut nabi dengan nama dzu syahadatain atau orang memiliki dua syahadah, Uwais Al-Qarani, seorang arif yang dipuji Nabi serta sejumlah sahabat besar lainnya.

Ketika Muawiyah menyaksikan keletihan dan ketidakmampuan pasukannya untuk melanjutkan perang, ia memerintahkan orang-orangnya untuk mengangkat Al-Qur’an di atas tombak seraya memekikkan suara gencatan senjata. Tipu muslihat itu berhasil membuat pasukan Kufah ragu melangkah. Mereka tertipu oleh tipu daya ini dan tidak lagi mengacuhkan perintah Imam Ali as untuk melanjutkan perang. Ketidakpatuhan pasukan Kufah kepada pemimpinnya memaksa Imam Ali as untuk menerima ajakan damai yang sebenarnya hanyalah tipu muslihat Muawiyah untuk lolos dari kekalahan yang sudah di depan mata dalam perang Shiffin.

Gencatan senjata dilanjutkan dengan masing-masing pasukan mengirimkan juru runding. Muawiyah menunjuk Amr bin Ash yang dikenal licik ke meja perundingan. Sementara Imam Ali menunjuk Abdullah bin Abbas yang di kalangan Quresy dikenal sebagai orang cerdik dan arif. Tetapi lagi-lagi, pasukan Irak menentang keputusan Imam Ali. Dengan berdalih bahwa Ibnu Abbas adalah anggota pasukan Irak, maka dia tidak berhak duduk di meja perundingan. Mereka lantas memilih Abu Musa Al-Asy’ari yang tidak terlibat dalam perang Shiffin. Imam Ali yang kecewa dengan sikap pasukannya yang tidak lagi menghiraukan pemimpin mereka mengatakan, “Silahkan lakukan apa yang kalian inginkan.”

Dalam perundingan itu, Amr bin Ash dan Abu Musa sepakat untuk bersama-sama mengumumkan pencabutan jabatan Imam Ali dan dan Muawiyah. Setelah terlebih dahulu Abu Musa menyatakan keputusan menurunkan Ali dari khilafah, Amr dengan licik menyatakan bahwa dia menunjuk Muawiyah untuk menjadi pemimpin dan khalifah atas umat Islam.

Perang Nahrawan

Peristiwa hakamiyyah atau perundingan setelah perang Shiffin menjadi percikan awal munculnya kelompok baru yang dinamakan Khawarij. Kelompok ini mengangkat slogan “Tidak ada keputusan kecuali keputusan Allah.” Dengan slogan ini mereka menyatakan penentangan atas keputusan Imam Ali yang bersedia berunding dengan Muawiyah. Setelah mendengar jawaban dan keterangan dari khalifah ini, sebagian besar orang yang semula bergabung dengan kelompok itu memisahkan diri dan kembali ke barisan Imam Ali as.

Tak lama kemudian Khawarij membentuk pasukan dan memilih salah seorang diantara mereka sebagai pemimpin. Pasukan ini bergerak ke arah daerah bernama Nahrawan. Siapa saja yang ditemui dan menyatakan mendukung kepemimpinan Imam Ali as tidak selamat dari tebasan pedang mereka. Keberingasan Khawarij membulatkan tekad Imam Ali untuk menghabisi mereka.

Saat dua pasukan berhadapan, sekali lagi Ali menasehati mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Kelompok demi kelompok memisahkan diri dari pasukan khawarij, sampai jumlah mereka berkurang menjadi hanya 1.800 penunggang kuda dan 1.500 pejalan kaki. Imam Ali berpesan kepada pasukannya yang berjumlah 14 ribu orang untuk tidak memulai perang. Khawarij secepat kilat menyerang dengan beringas dan dengan cepat pula barisan mereka kucar kacir. Pasukan ini lumpuh hanya beberapa saat setelah perang dimulai. Dari barisan Imam Ali hanya kurang dari 10 orang yang gugur. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 9 Shafar tahun 38 hijriyah.

Warga Kufah Khianati Khalifah

Hasil keputusan perundingan antara Amr bin As dan Abu Musa Al-Ashari tidak bisa diterima oleh Imam Ali. Beliau segera mengeluarkan pengumuman tentang rencana menyerang kembali Syam. Akan tetapi hasutan orang-orang semisal Asyats bin Qais membuat orang-orang yang berada di barisan Imam Ali mengambil keputusan untuk kembali ke Kufah dengan alasan letih menghadapi peperangan. Hanya sekitar 300 orang yang memenuhi panggilan khalifah untuk berkumpul di kamp Nukhailah bersama beliau.

Ketidakloyalan warga Kufah kepada pemimpin mereka cukup memukul perasaan Imam Ali. Beliau terpaksa kembali ke Kufah dan urung menyerang Syam dengan jumlah pasukan yang hanya segelintir orang saja. Imam Ali kecewa dan mengecam sikap warga Kufah tersebut.

Sejarah Imam Ali AS (Bagian 2)

Ali as Setelah Kepergian Nabi SAW

Tahun 10 hijriyah, Nabi SAW bersama para sahabatnya melakukan ibadah haji. Musim haji tahun itu, hanya dihadiri oleh mereka yang telah memeluk agam Islam. Sejarah mencatat, bahwa lebih dari 100 ribu muslim ikut menyertai rasulullah SAW dalam ibadah haji yang disebut dengan hajjatul wada’ ini. Hajjatul Wada berarti haji perpisahan, karena setelah tahun itu umat Islam ditinggalkan oleh pemimpin mereka, Rasulullah SAW yang wafat hanya selang beberapa bulan sepulangnya dari haji ini.

Seperti yang telah kami singgung dalam searah kehidupan rasul SAW, di tengah perjalanan pulang ke Madinah, Nabi mendapatkan wahyu untuk menyampaikan pesan penting Tuhan. Untuk melaksanakan perintah itu, beliau menyuruh para sahabatnya untuk berhenti di tempat yang dikenal dengan nama Ghadir Khum. Di sanalah beliau menyampaikan hadisnya yang terkenal, “Man Kuntu Maulahu fahadza Aliyyun maulah.” Barang siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin maka Ali adalah pemimpinnya juga. Hadis ini difahami sebagai pengumuman dari Nabi bahwa sepeninggal beliau Ali-lah yang akan memimpin umat Islam.

Di penghujung bulan Shafar tahun 11 hijriyah, Nabi SAW menerima panggilan Sang Khalik untuk menghadap-nya. Beliau wafat meninggalkan umatnya setelah menyelesaikan semua tugasnya dengan baik. Umat Islam bagai anak-anak yatim yang kehilangan orang tua mereka. Untuk itulah sejumlah orang berkumpul di sebuah balairung yang disebut dengan nama Saqifah bani Saidah. Pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah orang Anshar dan beberapa orang muhajirin. Meski sempat terjadi keributan, pertemuan itu menghasilkan keputusan mengangkat Abu bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah untuk memerintah atas umat.

Pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah di saat jenazah suci Rasulullah SAW belum dimakamkan, cukup mengejutkan bagi para sahabat yang lain. Sebagian dari mereka masih meyakini bahwa Rasul sudah menjelaskan siapakah yang bakal menjadi penerus beliau. Namun segala penentangan terhadap keputusan itu tidak membuahkan hasil apapun. Beberapa bulan setelah wafatnya Rasul, Ali dan para pengikutnya mengulurkan tangan baiat kepada Abu Bakar.

Sejarah mencatat bahwa sepeninggal Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib yang dikenal sebagai jawara tangguh dan pewaris ilmu Rasulullah SAW, hidup menyendiri. Beliau lebih menyibukkan diri dengan ibadah, menulis Al-Quran, bekerja dan mengajarkan ilmu kepada orang-orang tertentu, semisal Abdullah bin Abbas. Hubungan Ali dengan khalifah Abu Bakar tidak banyak dicatat oleh sejarah. Sepeninggal khalifah Abu Bakar, Umar yang menjadi khalifah kedua banyak memanfaatkan ilmu dan nasehat Ali. Ketika akan menyerang Persia, sesuai dengan saran Ali, Umar tidak menyertai pasukannya. Dalam banyak kasus, Umar juga membatalkan keputusannya ketika ada penentangan dari Ali. Kata-kata Umar yang terkenal, “Jika tidak ada Ali, Umar pasti binasa,” atau ungkapan, “Semoga Allah tidak menguji dengan satu maslah tanpa kehadiran Abul Hasan” diabadikan oleh para sejarawan.

Menjelang kematiannya, khalifah Umar menunjuk enam orang sahabat, yatiu Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Auf sebagai anggota syura. Tugas syura ini adalah memilih salah seorang diantara mereka sebagai khalifah. Dengan ketentuan yang telah ditetapkan, Abdurrahman bin Auf mengulurkan tangannya untuk membaiat usman. Keputusan itulah yang akhirnya ditetapkan dan Usman bin Affan menjadi khalifah ketiga.

Di masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Ali tidak banyak memegang peranan, sebab khalifah ketiga ini lebih mengutamakan sanak familinya dari pada orang lain termasuk dalam masalah pemerintahan. Ketidakpuasan umum terhadap kinerja khalifah dan para pejabat pemerintahan saat itu, telah memunculkan kebangkitan massa. Meski termasuk tokoh yang paling vokal terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pejabat pemerintahan saat itu, Imam Ali as tetap berusaha mencegah terjadinya aksi pembunuhan terhadap khalifah. Semua upaya dilakukannya termasuk memerintah putra-putranya untuk mengirimkan air dan makanan ke rumah khalifah yang dikepung massa. Namun, takdir berkehendak lain dan khalifah Usman terbunuh di tengah kerusuhan tersebut.

Ali Dibaiat Sebagai Khalifah

Masyarakat umum yang merasakan kekosongan kepemimpinan menyerbu rumah Ali dan mengajukan baiat mereka. Putra Abu Thalib menolak baiat tersebut dan meminta umat untuk membaiat orang selain dirinya. Ketika desakan massa semakin kuat, Ali menerima baiat mereka. Praktis dengan baiat yang dilakukan umat secara aklamasi terhadap dirinya, Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah kaum muslimin.

Kebijakan pertama yang dilakukan Ali adalah mencopot para pejabat yang tidak layak lalu mengganti mereka dengan orang-orang yang cakap dan adil. Imam Ali yang dikenal dengan keadilannya juga mencabut undang-undang yang diskriminatif. Beliau memutuskan untuk membatalkan segala konsesi yang sebelumnya diberikan kepada orang-orang Quresy dan menyamaratakan hak umat atas kekayaan baitul mal.

Perang Jamal

Sikap inilah yang mendapat penentangan sejumlah orang yang selama bertahun-tahun menikmati keistimewaan yang dibuat oleh khalifah sebelumnya. Ketidakpuasan itu kian meningkat sampai akhirnya mendorong sekelompok orang untuk menyusun kekuatan melawan beliau. Thalhah, Zubair dan Aisyah berhasil mngumpulkan pasukan yang cukup besar di Basrah untuk bertempur melawan khalifah Ali bin Abi Thalib.

Mendengar adanya pemberontakan itu, Imam Ali mengerahkan pasukannya. Kedua pasukan saling berhadapan. Ali terus berusaha membujuk Thalhah dan Zubair agar mengurungkan rencana berperang. Beliau mengingatkan keduanya akan hari-hari manis saat bersama Rasulullah SAW dan berperang melawan pasukan kafir.

Meski ada riwayat yang menyebutkan bahwa himbauan Imam Ali itu tidak berhasil menyadarkan kedua sahabat Nabi itu, tetapi sebagian sejarawan menceritakan bahwa Thalhah dan Zubair saat mendengar teguran Ali, bergegas meninggalkan medan perang.

Perang tak terhindarkan. Ribuan nyawa melayang sia-sia, hanya karena ketidakpuasan sebagian orang terhadap keadilan yang ditegakkan oleh Imam Ali as. Pasukan Ali berhasil memukul mundur pasukan yang dikomandoi Aisyah, yang saat itu menunggang unta. Perang Jamal atau Perang Unta berakhir setelah unta yang dinaiki oleh Aisyah tertusuk tombak dan jatuh terkapar.

Sebagai khalifah yang bijak, Ali memaafkan mereka yang sebelum ini menghunus pedang untuk memeranginya. Aisyah juga dikirim kembali ke Madinah dengan dikawal oleh sepasukan wanita bersenjata lengkap. Fitnah pertama yang terjadi pada masa kekhalifahan Imam Ali as berhasil dipadamkan. Namun masih ada kelompok-kelompok lain yang menghunus pedang melawan Ali yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai poros kebenaran.

Sejarah Imam Ali AS (Bagian 1)

Ali yang Dicintai Rasul

Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang paling dekat dan paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Banyak riwayat dan hadis yang menjelaskan tentang hal ini. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW mendapat kiriman daging burung panggang. Nabi SAW mengatakan bahwa dia hanya akan memakan daging itu bersama dengan orang paling beliau cintai dan paling dicintai oleh Allah. Kepada Anas bin Malik yang sehari-hari bekerja sebagai pembantu di rumah Nabi, beliau bersabda bahwa orang yang akan datang ke rumah ini adalah orang paling dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Anas menanti-nantikan kedatangan orang itu. Dalam hati kecilnya, ia berharap, semoga orang yang dimaksudkan adalah salah seorang sanak keluarganya. Ketika sedang termenung, mendadak ia mendengar suara ketukan pintu. Anas membukakan pintu. Ia kecewa karena yang datang ternyata Ali bin Abi Thalib. Ali meminta izin bertemu Rasul. Anas menjawab bahwa Nabi sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Pintu rumah Rasul kembali ditutup.

Beberapa saat kemudian, kembali terdengar suara ketukan pintu. Anas bergegas membukakannya. Ia kembali kecewa karena ternyata Ali-lah yang datang. Tiga kali berturut-turut, Ali datang dan Anas tidak memberinya izin berjumpa dengan Rasulullah. Pada kali ketiga, Rasul bertanya kepada Anas, “Siapakah yang ada dibelakang pintu.” Anas menjawab, “Ali.” Rasul menyuruh Ali masuk dan bersabda bahwa Ali adalah orang yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Pengorbanan yang dipersembahkan Ali untuk Islam dalam disaksikan dalam semua sisi kehidupan manusia mulai ini. Perang Khandak atau Perang Parit adalah saksi nyata dari perngorbanan besar yang dipuji oleh Rasulullah. Saat itu, ketika kaum kafir Quresy berhasil mengajak sejumla suku-suku Arab untuk menyerang Madinah pada tahun ke-5 hijriyah, sekitar 10 ribu pasukan kafir mengepung kota itu.

Pengorbanan untuk Islam

Untuk pertahanan mengadapi pasukan sebesar itu, atas saran Salman dan perintah Rasulullah SAW, kaum muslimin menggali parit. Meski demikian, ada beberapa jawara Quresy yang berhasil menyebrangi parit melalui bagian yang relatif sempit. Salah satu diantara mereka adalah Amr bin Abdi Wadd, yang dikenal sebagai jawara Arab tertangguh masa itu.

Ketika berhasil menyeberangi parit, Amr berteriak-teriak menantang siapa saja yang berani berhadapan dengannya. Kebisuan menyelimuti barisan kaum muslimin yang tahu dengan benar siapa Amr bin Abdi Wadd. Tiba-tiba Ali memecah kebisuan dan menyatakan kesiapannya bertarung dengan Amr. Dengan memakai serban yang dililitkan oleh Rasul di kepalanya, pemuda putra Abu Thalib itu melangkah menjawab tantangan Amr.

Kepergian Ali ke medan laga ditatap oleh Rasul yang bersabda, “Ini adalah pertarungan antara keimanan murni dan kekafiran murni.” Debu-debu beterbangan menyelimuti medan pertarungan dua jawara dari dua barisan yang berseteru dan menghalangi tatapan ribuan pasang mata. Hanya gemerincing suara benturan pedang yang terdengar. Tiba-tiba, suara takbir menggema yang menandakan bahwa Ali berhasil menghabisi Amr.

Kemenangan Ali atas Amr dalam kondisi seperti itu, mendapat pujian Nabi SAW. Beliau bersabda, “Pukulan pedang Ali pada perang Khandak lebih mulia dari ibadah seluruh manusia dan jin.”

Pada tahun ke-7 hijriyah, setelah mendengar berita persiapan kaum Yahudi Khaibar untuk menghabisi kota Madinah, Rasulullah SAW mengirim pasukan untuk menyerang mereka. Satu persatu benteng Khaibar jatuh ke tangan kaum muslimin. Namun gerakan pasukan Islam terhenti setelah dua hari berturut-turut gagal menundukkan benteng yang terkuat. Akhirnya, Nabi SAW bersabda bahwa esok beliau akan menyerahkan panji perang kepada orang yang menyintai Allah dan Rasul serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dia adalah orang yang tidak akan mundur sebelum berhasil menguasai benteng itu.

Esoknya, oleh Nabi, panji perang itu diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib as. Di tangan Ali, benteng terkuat Khaibar berhasil dikuasai dan kaum Yahudi di kawasan itu bertekuk lutut di hadapan kekuatan Islam. Kekalahan Yahudi Khaibar berarti kekalahan Yahudi di seluruh negeri Hijaz.

Perang Hunain adalah cerita lain yang mengisahkan ketegaran Ali dalam membela agama Allah. Perang Hunain terjadi setelah penundukan kota Mekah oleh pasukan muslimin. Dengan pasukan besar, sebagian kaum muslimin merasa tidak ada kekuatan di Arab yang bisa mengalahkannya. Namun tanpa diduga, barisan kaum muslimin diobrak-obrik oleh suku Hawazin dan Tsaqif. Barisan yang semula rapi itu mendadak kacau dan sebagian besar orang lari menyelamatkan diri dari serbuan suku Hawazin dan Tsaqif.

Hanya beberapa orang yang tetap menyertai Rasulullah SAW, diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan Abbas bin Abdul Mutthalib. Saat itulah Nabi memerintahkan Abbas untuk memanggil kembali orang-orang yang terikat dengan baiat Ridhwan. Akhirnya, sedikit demi sedikit mereka yang lari kembali ke barisan dan siap menghadapi musuh.

Kepahlawanan dan kesetiaan Ali kepada Allah dan Rasul-Nya tidak diragukan oleh siapapun. Nama Ali membuat gentar setiap musuh Islam. Untuk itulah, ketika Nabi SAW membawa pasukan besar ke arah Tabuk, beliau memerintahkan Ali untuk tinggal di Madinah dan mengamankan kota ini dari konspirasi kaum munafikin yang ingin membuat kekacauan. Kehadiran Ali di Madinah di saat Nabi SAW dan sebagian besar kaum muslimin pergi ke Tabuk telah mengacaukan rencana kaum munafikin. Karenanya mereka menebar isu miring bahwa Rasul tidak lagi memerlukan Ali dalam perang Tabuk karena perjalanannya yang panjang dan panas yang membakar. Mereka juga menebar kasak-kusuk bahwa Ali meminta untuk tinggal di Madinah dengan anak-anak kecil dan kaum wanita di saat semua orang pergi menanggung kesusahan ke Tabuk.

Mendengar isu itu Ali mengejar Nabi SAW sampai ke daerah Juhfah yang terletak beberapa kilometer dari kota Madinah. Kepada utusan Allah itu, Ali menyampaikan isu yang beredar di Madinah. Nabi bersabda, “Wahai Ali, tidak bersediakah engkau memiliki posisi di sisiku sama seperti Harus di sisi Musa, hanyasaja tidak ada nabi setelahku?”

Tuesday 10 July 2007

Kehidupanku dan Kalian semua...


Aku tak ingin ketika kehidupan berakhir dan aku berpindah dunia lalu memandang hari-hari yang telah berlalu, aku dapati kenyataan yang menyakitkan, yaitu hari-hari kelabu yang aku habiskan untuk bermaksiat kepada Allah...

Oleh sebab itu jangan sampai kita tertipu dengan kesenangan dan kemewahan dunia, hingga kita tak mengerti hakikat sesungguhnya kita hidup. Bila itu terjadi, kita akan menangis saat ruh ini sampai dikerongkongan dan ketika orang-orang mengelilingi kita. Dikatakan kepada kita “Kehidupan telah berakhir, kini kau memasuki tahap ujian”.

Maka Allah berfirman,


11. Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" Mu'minun:11

37. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan ? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.Fathir:37

Setelah itu apa? Renungkanlah wahai sahabat semua, bahwa

kematian takkan menyibukkan dunia, sampai ia datang menjemput
kita selalu disibukkan oleh kenikmatan-kenikmatan
kematian takkan mendatangi sesuatu yang bernafas,
kecuali ia datang membawa pedang yang terasah
barangsiapa mati, ia telah terputus dan menjauhi. Sementara yang hidup akan menyusul
apa yang nampak adalah hidangan yang fana. Setiap yang pernah memakan, pasti suatu saat akan dimakan.

Sahabatku, mengapa hati kita tetap mengeras, dan tidak mempan dengan peringatan dan dakwah-dengan segala macam bentuknya-yang datang terus menerus? Mengapa banyak dari kita tidak mau iltizam dengan syariat Allah?
Apakah dunia telah demikian parah memperdayakan? Sehingga banyak manusia sampai menjadikannya sesembahan selain Allah? Tak ada tujuan dan kesibukan yang dimiliki dunia selain syahwatnya. Padahal ia telah mengerti, bahwa kenikmatan dunia menipu, karena tidak kekal. Ia telah tahu bahwa jalan selamat adalah dengan meninggalkannya.
Sahabat-sahabatku, pertama kali yang harus kita sadari adalah ancaman terbesar yang memisahkan antara kita dengan akhirat tentu kita tahu, bahwa jalan menuju Allah tidak bisa ditempuh dengan telapak kaki, tetapi dengan hati. Kalau hati keras dan beku, akan kita coba beri obat berupa penjelasan tentang dahsyatnya kubur, mintalah pertolongan pada Allah dan jangan merasa lelah. Minumlah obat itu dari sekarang, sampai hatimu hidup kembali.

Song Of the Day "J-Pop"


Yeah, Minggu ini lagi demen ama beberapa lagu Mandarin, mungkin luebih tepat klo disebut genre J-Pop kale...

yeap, beberapa lagu gw masukin ke list gw di iTunes. Yah, taulah klo gw lagi demen ama suatu lagu maka gw masukin ke playlist di iTunes, supaya bisa gw transfer ke Motorola Rokr gw. minggu ini gw baru demen ama tiga lagu dari tiga artis. Yang paling gw lagi demen yaitu Utada Hikaru dengan judul Hou Lai yang di ambil dari Original Sountrack of Rurouni Kenshin, thank's bangets buat Mr. D-Jay yang udah ngebolehin gw ngopy eMPe3-nya. Lagunya Utada yang ini emang rada melow, yang nemenin gw nyusun proposal skripsi, yang alhamdulillah dah di acc ma pak BPDP 'n bentar lagi mo gw masukin ke pengajaran.
Straight ahead disusul dengan Mika Nakashima dengan lagunya Aishiteru, yang klo di bahasa indonesiakan menjadi “aku cinta padamu euy” Upsss, ga pake euy denk! Itu diambil dari albumnya aishiteru juga. Klo menurut gw lagu yang ini lebih pada nge-Jazz dari pada J-Pop seh, tapi karena dia dari golongan mandarin jadi nya di playlist iTunes gw masukin genre J-Pop aja. Trus, ada hal menarik nieh tentang mika nakashima soale pas lagi surfing di internet tentang mika nakashima ternyata nih artis cakep bener klo dibandingkan sama utada hikaru 'n artis yang ketiga nantinya...
'n the last is Mrs. Ayumi Hamasaki, lagunya sebenernya bagus cuma sayangnya kualitas mp3 encoder-nya yang jelek menjadikan gw ga terlalu sering gw puter. Lagu yang cocok berjudul heaven alias surga klo di indonesiakan, diambil dari albumnya Heaven Cds. Yah, klo ada kesempatan gw mo update nieh lagu, buat ndapetin kualitas yang lebih bagus dari pada yang ada sekarang di kompi gw!
Hhmmm.... mungkin pada penasaran apa aja lagu yang sering gw puter di iTunes, gw dah mbikin pdf-nya she, klo mo liat donlot aja.

Wednesday 4 July 2007

Koleksi Foto di Flickr


hari ini baru aja ndaftar di Flickr,
Trus kyaknya menarik bisa nampilin poto2 temen2 dan poto gw juga i internet
buat yang trtarik liat n ambil juga rpp (ra po po)
silahkan kunjungi disini
Ok, met liat2, tapi jangan kelamaan ntar mata lo pada sakit loh

Tuesday 3 July 2007

Maksud singkatan " A'kum"


Maksud singkatan " A'kum" Assalamu'alaikum


Untuk renungan bersama :

Janganlah kita menggantikan perkataan "Assalamualaikum" dengan "A'kum" dalam sms atau apapun! Sekalipun itu hanya melalui tulisan. Jika perkataan Assalamualaikum itu panjang, maka hendaklah kita ganti dengan perkataan "Salam" yang itu sama makna dengan Assalamualaikum. Bersama kita memberitahu dan mengingatkan saudara-saudara yang pernah maupun sering menggunakan shortform A'kum dalam sms ataupun emailnya. Perkataan 'AKUM' adalah gelar yang diberikan orang-orang Yahudi untuk orang-orang bukan yahudi yang bermaksud 'BINATANG' dalam Bahasa Ibrani.

Ia singkatan daripada perkataan 'Avde Kokhavim U Mazzalot' yang bermaksud 'HAMBA-HAMBA BINATANG DAN ORANG-ORANG SESAT'. Mulai sekarang jika ada orang ataupun sahabat kita menggunakan shortform "A'kum", kita ingatkan dia untuk menggunakan "Salam", Karena salam ialah dari perkataan Assalamualaikum, dan lebih bagus jika kita tulis dengan lengkap salam yaitu Assalamu'alaikum, atau bisa juga menggunakan Bismillah. Semoga ada manfaatnya.


JIKA ANDA TIDAK KEBERATAN , SERTAKAN INFO INI DALAM BLOG ATAU WEBSITE ANDA AGAR DAPAT DIBACA OLEH LEBIH BANYAK ORANG, KARENA SESUNGGUHNYA ILMU YANG BERMANFAAT ITU, AKAN ABADI JIKA DIAMALKAN.

Apakah anda ingin menelpon dan bertemu dengan Allah SWT


Renungan ini disampaikan ketika kita semua belum juga mampu dalam menikmati keberkahan yang telah Allah SWT berikan kepada kita, khususnya pada saya yang belum juga dapat memahaminya. Thank's 2 Mr. Justin 4 Tausiyah-nya...

Bayangkan bila pada saat kita berdoa dan mendengar ini:

"Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Allah ".
Pilihlah salah satu:
Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."
Atau, bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain.
Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa,
Anda mendapat respons seperti ini:
"Jika Anda mau bicara dengan Malaikat Jibril,
tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka,
silahkan tunggu sampai Anda tiba disini!!"

Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini, Silakan mencoba kembali esok hari."
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."

Alhamdulillah, Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelponNya setiap saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Allah SWT akan mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi. Ketika Anda memanggil, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail ( tahajjud )
3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul" Langsung kontak, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa biaya.
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!.

Obat penangkal maut....?


Beberapa hari ini aku meminjam buku dari seorang sahabat dengan judul “Malam Pertama di Alam Kubur” Karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arify, Syaikh 'A'idh bin Abdullah Al-Qorni, dan Syaikh Muhammad bin Husain Ya'qub. Beberapa paragraph (walaupun semua penuh dengan makna) menarik diriku untuk dapat membaginya dengan teman-teman semua yang belum sempat untuk membaca buku tersebut. Semoga bisa menjadi bahan renungan dan mampu menyadarkan kita (khususnya saya pribadi) bahwa kehidupan dunia ini hanya sebentar dan fana semata... berikut beberapa petikan yang bisa saya dokumentasikan, semoga bermanfaat.


Wahai pemilik kematian, mengapa kau turutkan jiwamu mencari kesenangan yang fana? Maut akan merobek baju dan memisahkanmu dari kesenangan. mengapa kau hancurkan badanmu untuk meraih kesenangan yang sedikit? Allah berfirman,

Katakanlah, ” Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu

melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar

dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali

sebentar saja ” (Al-Ahzab : 16).

Apakah kamu mempunyai obat penangkal maut? Apakah kamu memiliki tempat berlari dari padanya, atau dia akan berpaling menghindarimu? Apakah kamu tidak tahu, bahwa kematian tidak mengenal yang kecil dan dewasa, yang kaya dan yang miskin, yang kuat dan yang lemah. Ia juga tidak tahu mana yang mulia dan mana yang hina?

Engkau tidak kekal hidup di dunia ini. Atau, apakah engkau yakin bahwa dirimu akan hidup kekal didalamnya? apakah engkau tahu, tiap hari ada orang mati diusung, entah kerabat atau temanmu, mengapa mereka tidak pernah kembali lagi?

Wahai pemilik kematian, Allah 'Azza Wa Jalla telah mentakdirkan kematian dengan ketetapan yang tidak akan pernah berubah. Lalu apakah kamu dapat mencegahnya? Adakah obat yang menyembuhkan kematian? Adakah dokter yang dapat menunda datangnya keputusan?


Saya rasa segini dulu, InsyaAllah akan saya tambah lagi dilain waktu...

Betapa sulitnya kita untuk beramal dan ta'at kepada Allah SWT


Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000

apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan;

tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!


Betapa lamanya melayani Allah selama Lima belas menit

namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.


betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan)

namun betapa mudahnya kalau mengobrol, atau

bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.


Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra

namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.


Betapa sulitnya untuk membaca satuLembar Al-qur'an

tapi betapa mudahnya Membaca 100 halaman dari novel yang laris.


Betapa getolnya orang untuk duduk didepan dalam pertandingan atau konser

namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid.


Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata,

namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.


Betapa sulitnya untuk menyediakan Waktu untuk sholat 5 waktu;

namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap

pada saat terakhir untuk event yangmenyenangkan.


Betapa sulitnya untuk mempelajari arti

Yang terkandung di dalam al qur'an; namun

betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.


Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran

namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.


Betapa setiap orang ingin masuk sorga

seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir


Thank's 2 Mr. Justin 4 artikel Tausiyah-nya

Sunday 1 July 2007

Sayangilah iBu

ada psn bgus ni.....

Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur.
Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar.Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan-
GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -
GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -
GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan
keadaanmu -
GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -
GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar".

Diriwayatkan seorang telah bertemu Rasulullah SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapatkan layanan istimewa dariku?"
Rasulullah menjawab, "Ibumu"
Kemudian???
Rasulullah menjawab, "Ibumu.."
Kemudian???
Rasulullah menjawab, "Ibumu....."
Kemudian Rasulullah menjawab, " Baru Kemudian ayahmu dan setelah itu saudara-saudara terdekatmu."


KAMU SAYANG IBUMU????

mother is the best super hero in the world. :)

Proposal....

Hah....!!!

Yep, skarang waktunya ngurus skripsi. Trus langkah pertama yang kudu dilakukan adalah membuat proposal, target sih seminggu selesai buat nyusun dan ngajuin tuh proposal. Tema dah lama kebayang, tinggal cari referensi dan buka2 skripsi2 temen yang ada di perpustakaan, yah siapa tau dah ada yang membuat jadi gw tinggal ngembangin. Pengennya sih gw mbikin aplikasi tentang security, bisa berupa kriptografi or steganografi. Tapi, satu hal yang pasti gw pengennya ini dibuat di lingkungan opensource, entah bahasa pemrograman mana yang nantinya mau gw pake.

Beberapa bahasa pemrograman udah masuk list, namun belum tau mau pake yang mana yang cocok. Gw juga baru kenal sama yang namanya gambas, java dan Qt, jadi mungkin diantara ketiga bahasa pemrograman tersebut.

Minggu pertama juli : pembuatan dan pengajuan proposal.
Minggu kedua : kalo bisa udah di acc tuh proposal.
Minggu ketiga-keempat : mulai ngerancang buat bab-3 alias perancangan system.
Agustus : mulai bab-4 alias programming.

Ok, kita liat aja apa bisa kelar ....

Song of the day

yup, 3 hari ini gw lagi demen ama 2 lagu yang di bawain sama Gita Gutawa. Lagu pertama yang gw demen yaitu yang berjudul vocalizing dan yang kedua adalah Alunan Sebuah Lagu (Aluna Sagita). Kedua lagu tersebut diambil dari album pertama Gita Gutawa dengan album title adalah self title.

Di dua lagu tersebut kualitas suara dari Gita bener-bener beda dan good bangets, dari nada yang tinggi sampai dengan nada yang rendah. Tapi emang untuk beberapa tempo yang menurut gw harusnya Gita bisa lebih tinggi membawakannya, tapi kayaknya untuk umurnya yang sekarang dia blum bisa. Mungkin selain kualitas suara gita yang emang beda, musik pendukungnya juga memang bagus sehingga bisa membawa/mempengaruhi emosi orang yang mendengarkannya. Sejujurnya aja, gw ga terlalu kagum dan tertarik sama lirik lagunya. Tapi, alunan musik pendukungnya kemudian kualitas suara seorang Gita Gutawa yang membuat lagu begitu nyaman di headset gw.

Yah, karena lagi demen bangets kedua lagu tersebut akhirnya gw masukin juga file lagunya ke Motorola Rokr gw. Ga disangka sampai dengan tulisan ini gw buat, kedua lagu ini dah gw puter 30X dalam waktu 8 hari! Gw tau-nya dari play count di iTunes kompi. Yah, buat yang lagi bete n lagi suntuk banget lagu bawaan Gita Gutawa ini gw rekomendasikan buat lu dengerin! Tapi jangan beli bajakannya ya.... ato mendingan lu jadiin NSP lu aja supaya yang mo nelpon lu bisa berubah emosinya, yang tadinya mo marah2 eh trus jadi nyaman dengerin NSP punya loe! This song is recommended bangets buat masuk di playlist lagu pokoke.