Saturday 10 May 2014

Jadilah pemilih presiden yg cerdas...

Setelah sekian lama tidak menulis di blog. Hari ini sambil mengantar ibu kepasar, saya menunggu diparkiran motor. Daripada bengong, ya terbentuklah celotehan pagi setelah membaca hasil rekapitulasi pemilu oleh kpu.

Seperti diketahui bersama, hasil pemilu menempatkan PDI-P diperingkat pertama diikuti golkar, gerindra, demokrat, PAN kemudian PKS. Itu adalah 6 besar pemenang pemilu.

Yang menarik adalah proses sebelum pemilu, yang mana peran media amat sangat berpengaruh daripada sekedar kampanya dan serangan fajar. Seperti diketahui pemenang pemilu si banteng yg mengandalkan pak joko sebagai maestro kampanye dengan massivenya masuk disemua media.
Mulai dari koran, internet, sampai berita televisi.

Yang hebatnya adalah, mayoritasnya bukanlah iklan! Tapi melalui channel berita. Iya semua media tidak mencantumkan pak joko ato banteng dalam iklan, tapi pembuatan opini pembodohan melalui channel berita. Setiap langkah kecil mendapatkan porsi amat sangat besar dalam berita dimedia, dan ini lebih optimal daripada iklan karena disiarkan hampir setiap waktu dan selalu berulang.

Mengapa saya merasa ini opini pembodohan, padahal bungkusnya adalah acara berita pada media? Hal ini karena semua media nasional memberitakan kebanyakan bukan fakta yang ada, tapi pembuatan fakta. Kebanyakan media memang tidak berbohong dalam siarannya/tulisannya tapi mereka juga tidak jujur dan tidak menampilkan fakta secara adil dan proporsional.

Saya akan mengambil satu sample, silahkan cari yg lain masih seabrek kok data lainnya. Sample itu adalah korupsi. Karena itu yg merusak negara ini, salah satu akar serabut selain akar tunggang perusak negara yaitu hancurnya aqidah mayoritas bangsa ini.
Seperti diketahui banteng, beringin dan bintang mercy adalah rajanya korupsi, tempat tinggalnya para koruptor di Indonesia. Silahkan cek data icw dan kpk jika anda ingin data detailnya. Ratusan koruptor dengan nilai trilyunan rupiah mereka gondol untuk kesejahteraan golongan dan partainya.

Dan sekarang perhatikan, adakah media yg memberikan dan memberitakan fakta itu? Apakah setiap person angggota partai itu ada yg dibahas dan beritakan secara massive di media layaknya satu orang tersangka korupsi di partai bulan sabit hitam?
Dan tahukah kita bahwa ternyata itu tidak terbukti dan akhirnya beliau bebas dari dakwaan korupsi karena tidak terbukti? Hehehe ga tau ya! Wajar karena memang semua media kompak tidak memberitakan fakta kebenaran tersebut.

Oia, saya tidak fanatik kesalah satu partai ya. Hanya mengamati bagaimana media nasional memberitakan dan bagaimana social media menjadi corong kampanye pada pemilu kemarin.

Maksud tulisan saya kali ini adalah agar kita semua rakyat indonesia bisa lebih kritis dan banyak membaca kembali. Jangan menelan mentah-mentah informasi dari media, jangan sampai kita dibodohi oleh media massa dengan berita2 pesanan. Kroscek informasi yg masuk, jangan asal share dimedia sosial agar kita bisa lebih cerdas dalam mengambil keputusan saat pemilu presiden nanti.

Pilihlah presiden dgn mudharatnya paling kecil jika memang tiada yg paling baik. Sholatlah memohon petunjuk Allah, agar Allah menganugerahkan pemimpin yg amanah dan membawa keberkahan dalam kepemimpinannya.

Kalo boleh memberi saran, jangan pilih jokowi dan partainya. Disana para koruptor bertempat tinggal.

Sent from my HTC


No comments: