Saturday 8 February 2014

Fenomena surutnya air laut

Berikut adalah salah satu analisis dari seorang pakar dibidangnya. Beliau adalah Dr. Ibnu sofian, seorang peneliti di Badan Informasi Geospasial. Semoga dapat membantu menjelaskan secara lebih ilmiah.


===========

Terdegradasinya massa air laut dari laut cina selatan tadi, bisa dilihat dari perbedaan tinggi antara sea level di selat karimata selatan dan laut jawa bagian barat, perbedaannya sekitar 60-70cm.
Maksud saya terdegradasinya transport massa air laut dari laut china selatan ke laut Jawa. Ini juga fenomena biasa saja, bottle-neck effect..
Sekarang spring tide to neap tide phase.., pasut terendah, kemaren tanggal 4 di samudera hindia dan tanggal 9 di laut jawa.
Kalau di samudera hindia coastal process lebih dominan, meteorological tide nya lebih significant.., pengaruh coastal trapping kelvin wave, dan osilasi madden julian oscillation..
Ini gambar rata-rata bulanan selama 20 tahun pasut di jkt yg dapat mewakili kondisi di karangantu
Itu semua terjawab dengan ocean model dan data pasut.., cuma ada data pasut tanpa ocean model, kurang bisa menjelaskan fenomena tadi, meskipun masih bisa dianalisis dengan time-spectral analysis..
Fenomena yang biasa sebenarnya. Media saja membuatnya heboh. Bulan pebruari adalah bulan dengan rata-rata sea level paling rendah di Laut Jawa, sekitar 10cm dibawah rata-rata tahunan. Penguatan angin barat memperkuat transport massa air laut ke timur ke arah laut banda, dan keluar ke samudera hindia melalui selat sunda. Tekanan angin menyebabkan terjadinya gradien beda tinggi antara sea level di laut jawa sebelah barat dan timur, dimana sea level di bagian barat lebih rendah dibandingkan dengan sea level di laut jawa bagian timur.

Sementara input massa air dari laut cina selatan melalui selat karimata, terdegradasi karena penyempitan dan dangkalnya selat karimata sebelah selatan di sekitar bangka belitung.

Karena mean sea levelnya rendah, maka pada saat surut terendah pada bulan mati atau purnama, akan lebih rendag 20cm sampai 30cm dibawah surut terendah bulan lainnya. Karena daerah karangantu pantainya landai, turun 20-30cm akan menyebabkan perubahan garis pantai sekitar 1km. Coba saja deliniasi dari DEM kalau demnya punya akurasi 1cm secara vertikal.
Sementara di laut jawa sendiri, pada bulan januari/pebruari angin barat (angin yg bertiup dari barat), men-depress sea level di laut jawa bagian barat dan meng-elevate (bhs indonesianya pakai kata "mengangkat", jadi konyol artinya) sea level di bagian timur laut jawa. Pada bulan ini sea level di surabaya lebih tinggi dibandingkan jkt 6cm.
Efek topografi dengan menyempit dan mendangkalnya selat karimata sebelah selatan menyebabkan gradien sea level 40-50cm, selatan selat karimata lebih tinggi dibandingkan dengan sea level di laut jawa.
massa air laut bergerak ke selatan dari laut cina selatan ke laut jawa melalui selat karimata sebesar 2sv (2 juta meter kubik perdetik), yg disebabkan oleh wind-induced current dan global conveyor belt (dalam hal ini Indonesian ThroughFlow/ITF) yang memang cenderung bergerak dari pasifik ke samudera hindia dengab membawa massa air hangat dari pasifik ke samudera hindia.
Pada bulan Januari/pebruari, saat monsun asia, angin bertiup dari timur laut dan berbelok menuju ke tenggara setelah melalui katulistiwa, akibat rotasi bumi dan efek coriolis.
Yg biru itu pasut, sementara yg lainnya altimeter dan model
Efek angin, topografi dll, bisa dilihat di distribusi sea level dan pola arus Januari/pebruari
Jelas khan?, pebruari paling jeblok sekitar 10cm tergantung dari angin barat yg bertiup, semakin kuat bertiup, maka sea levelnya akan ter-depress lebih rendah lagi.

Sent from my HTC


No comments: