Sunday 29 August 2010

Kadar Keikhlasan dan sedekah...

Ini hanya tulisan pendek mengenai makna dan kadar keikhlasan, yang masing dan sulit mengerti untuk diterapkan dalam kehidupan ku selama ini.

Jogja:
1. ust. Rasyid:
keihklasan itu bisa diibaratkan seperti orang yang sudah amat sangat ingin buang air besar, kemudian ia bertemu dengan kamar kecil *WC* dan ia buang air besar disitu kemudian setelah selesai ia meninggal kan tempat itu tanpa meningat-ingat berapa yang ia berikan *tinggalkan* ditempat itu!
Kalau sudah begini bagaimana dengan saya?
2. Salah satu khatib langganan mesji At-Tauhid Penumping:
memang benar Allah lebih senang dengan orang yg bersedekah kontinu tanpa henti walaupun jumlah itu kecil! Tapi emang harga sorga itu Rp500? murah amat... bukankan Allah akan lebih senang jika kita bersedekah dengan jumlah yang "besar" dan kontinu.
*besar: disini beliau menjelaskan sesuai kadarnya, jika uang didompet ada Rp10.000, maka Rp1000 adalah besar. Jika didompet ada Rp1.000.000, maka nilai Rp.1000 itu kecil..ngerti kan maksudnya...?
Kalau sudah begini bagaimana dengan saya?
TV:
salah satu ustad muda terkenal:
Jika kita ikhlas bersedekah maka Allah akan mengganti dengan berlipat ganda, bahkan dengan dengan rumus matematika sedekahnya memberi contoh jika kita sedekah 1juta, maka *dengancorat-coret dipapan dan kalkulator* paling minim Allah akan mengganti 10x lipat! berarti 10jt!
tidak salah sebenarnya logika itu... tapi kalo saya ingat kisah bagaimana abdurrahman bin auf yg pulang berdagang dengan membawa 700 ekor onta dengan semua keuntungan dagang yang halal! namun setelah ia mendengar sabda Rasulullah bahwa ia akan masuk surga dengan merangkak!maka, kemudian ia membagikan semuanya...catet semuanya hanya karena ia tak ingin merangkak saat masuk surga!
Kalau sudah begini bagaimana dengan saya?
Murobbi saya dibogor:
keihlasan itu bisa dilatih, dan itu tidak ringan dan cepat seperti kita kajian saat ini.. perlu waktu dan pengorbanan pada awalnya.
disaat kita shalat jumat, dan biasa mengisi kencleng *kotak amal yang muter2* dengan uang seribu, dan kemudian nanti siang kita mengisi dengan 50rb atau 100rb... yakinlah pasti ada perbedaan.. saat kita mengisi seribu, mungkin selesai jumatan kita sudah lupa tentang uang yg kita sedekahkan.. namun saat uang itu adalah 50/100rb... bisa sebulan baru bisa melupakannya.
Hal ini karena kita terbiasa dengan yang 1000 dan bukan yg 100rb, tapi yakinlah saat kita terbiasa setiap bulan mengeluarkan 20/50/100rb.. maka perasaan seperti mengeluarkan uang 1000 itu akan bisa dimunculkan
Kalau sudah begini bagaimana dengan saya?

itu dulu sebagian yang bisa saya bagi, semoga bermafaat bagi yang membaca. Jika ternyata sudah ada yang mengerti makna dan perumpamaan yang lebih baik saya tunggu masukannya dikomentar dibawah... senang bisa berbagi dengan teman2 blogger semua..

regards

blame_kyo

4 comments:

Unknown said...

Ya betul..
ane inget jg opini Reno, dlu wkt sama2 tinggal di maskam; awalnya dia kayak umumnya orang, masupin duwit ke dalam "kencleng" (yg bunyinya bukan "cleng", tp "thok" krn dari bahan kayu).
Dia pikir2 koq suka "kurang terarah" ya larinya itu dwit dlm kenthok, eh, kencleng... Mnurutnya ada bbrp sasaran yg lebih "pas". Sejak itu (kata dia) seringan nyoba jalur langsung... urang jelas jg maksdnya; mungkin ke DSUQ ato langsung ke org yg mmbutuhkan.

Tapi "orang yg mmbutuhkan" ini jg sulit ane pikir2 buat nentuinnya. Orang2 yg di pinggir jalan itu? Wah klo mereka siy mmg "orang yg membutuhkan"; tp bukannya mmbutuhkan uluran kasih sayang. Yang cocok tu disepak ato di-obrak... *rolling eyes*

Anonymous said...

Sy pernah baca, Noor, sedekah itu nggak usah nunggu ikhlas. Sedekah aja terus, ntar lama-lama juga ikhlas :) Jangan sampai masalah "ikhlas atau tidak" menahan tangan kita dari sedekah.

Lebih baik sedekah tapi nggak ikhlas, daripada ikhlas nggak sedekah hehehe.

Unknown said...

mas fath: hm... mas reno ya... lama tak jumpa beliau...
anony: hm.... ikhlas tapi tdk sedekah? perlu penjelasan lbh lanjut buat saya

Unknown said...

itu yg anonymous u. Re.. :)

Hm, mgkn mksd dia, walo ga ikhlas tp ttep da yg beruntung, yakni si penerima duit.

Tp ni, klo ane pkir2, klo pemberian gak ikhlas itu problematic, trmasuk buat si penerima. Duit panas, istilah orang; cpet nguap... B-)

Nek yg baik ya seperti biasa, "sempurna"; yg ikhlas juga yg tepat sasaran :)

*angel kuwi*