Monday 16 July 2007

Tiga perkara dahsyat di alam kubur

Dikutip dari buku berjudul “Malam Pertama di Alam Kubur” Karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arify, Syaikh 'A'idh bin Abdullah Al-Qorni, dan Syaikh Muhammad bin Husain Ya'qub. Halaman : 129 - 133

Tiga perkara dahsyat di alam kubur yaitu
1. Datangnya makhluk yang menjadi teman dalam kubur.
2. Melihat tempat yang disediakan bagi si mayit, baik surga maupun neraka.
3. Adzab dan nikmat kubur.

Ketiga perkara tersebut memiliki dalil yang rinci dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan Imam Ahmad – dalam Musnadnya – dan juga ahlu sunnah, dan disahihkan oleh mayoritas Ulama', termasuk Syaikh Al-Albany dalam Ahkamul Jana'iz dan lainnya, dari Al-Barra' bin 'Azib. Ia berkata,”kami keluar bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah seorang anshar.
Ketika sampai di kuburan sebelum dikubur, Rasulullah SAW duduk. Kami pun duduk di sekitarnya, seolah-olah diatas kepala kami ada seekor burung. Di tangan Rasulullah SAW ada kerikil yang dijumputnya dari tanah. Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kepalanya dan berkata,”Berlindunglah kepada Allah dari adzab kubur”. Beliau mengucapkannya sebanyak dua atau tiga kali.
“Bila seorang hamba Mukmin berada di ujung dunia menuju gerbang akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih, secerah mentari. Mereka membawa kafan dan balsam (agar mayat tidak busuk) yang berasal dari surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu, dan mengucapkan salam. Lalu duduk diatas kepalanya dan berkata,
“wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah”. Maka ruhnya pun keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat itu mengambil ruhnya”.
Dalam riwayat lain disebutkan,”ketika ruhnya keluar, seluruh malaikat yang ada diantara langit dan bumi serta malaikat yang berada dilangit berdoa untuknya. Lalu dibukakan pintu surga baginya. Seluruh penjaga pintu tersebut memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan ruh itu”.
Tetapi ia tak hanya sekejap memegang ruh tersebut. Selanjutnya ditaruh didalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Itulah yang difirmankan Allah,
“...ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat kami tidak melalaikan kewajibannya”(Al-An'am : 61).
Ruh tersebut keluar dengan keharuman yang belum pernah dijumpai dibumi.
Lalu mereka mengangkat ruh tersebut keatas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”ruh siapa ini?”. Mereka menjawab,”Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nam paling bagus yang pernah dipakai didunia.
Begitulah, sampai mereka tiba dibatas akhir langit dan bumi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka, dan dikabulkan. Demikianlah sampai pada langit berikutnya hingga sampai pada langit ketujuh. Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Tulislah catatan hamba-Ku ini dalam 'Illiyyin. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (Yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).”
( Al-Muthaffifin : 19-21 ).
Kemudian ditulislah didalam 'Illiyyin. Lalu dikatakan ,”kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakannya dari bumi (tanah) dan akan Kukembalikan lagi ke bumi (tanah). Dari tanah pula akan Aku keluarkan mereka sekali lagi.”.
Lalu ruh tersebut dikembalikan ke bumi lagi, dan dijodohkan kembali dengan jasadnya.
Beliau melanjutkan sabdanya,”sesungguhnya ia mendengar suara terompah orang yang menguburnya, ketika mereka meninggalkannya, ketika ia ditanya, “siapa Rabbmu, apa agamamu dan siapa nabimu?”.
Dan dalam lafal disebutkan,”Datanglah dua malaikat yang kemudian duduk dihadapannya. Mereka bertanya, “Siapa Rabbmu?” ia berkata,”Rabbku adalah Allah. “Apa agamamu?” ”Agamaku Islam”. Malaikat melanjutkan,”siapa lelaki yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab,”Ia adalah Rasulullah”. “Bagaimana engkau tahu?” “Aku membaca kitab Allah, beriman dan membenarkannya”.
Lalu terdengar seruan dari langit bahwa, “Benarlah hambaku ini. Berikan kasur dan pakaian dari surga, serta bukakan pintu surga. Berilah pakaian darinya dan bukakan pintu baginya”.
Setelah itu dilapangkanlah kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya (dalam riwayat lain disebut,”yang menyerupai”) seseorang yang berwajah tampan dengan baju baju yang bagus dan aroma harum. Orang itu berkata, “Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan padamu. Berbahagialah dengan keridhaan Allah dan surga yang penuh dengan kenikmatan abadi. Inilah hari yang dijanjikan padamu”.
Ia berkata kepada orang itu, “Demikian pula denganmu. Semoga Allah menggembirakanmu dengan yang lebih baik. Siapa kamu? Wajahmu tampak bagus”. Dijawab, “Aku amal shalihmu. Engkau selalu bersegera mentaati Allah dan enggan bermaksiat kepada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan kebaikan”.
Kemudian dibukalah pintu surga dan neraka. Dikatakan, “Inilah tempat bagimu, seandainya engkau bermaksiat kepada Allah. (Tetapi tempat itu) telah Allah gantikan dengan (surga) ini”. Demi melihat tempat di surga tersebut, ia berkata,”Wahai Rabbku, dirikanlah kiamat, hingga aku bisa bertemu dengan keluarga dan hartaku.” Dikatakan padanya, “Tinggallah!”.
“Selanjutnya” sabda nabi,”Ketika orang-orang kafir dan fasik berada diujung dunia dan gerbang akhirat, datanglah malaikat berwajah hitam kepadanya. Ia duduk disebelah sambil terus memelototinya. kemudian datanglah malaikat maut membawa tenunan kasar dan langsung menduduki kepalanya. Malaikat itu berkata,”wahai jiwa kotor, keluarlah menuju amarah dan murka Allah”.
Bergetarlah badannya. Ruhnya dicabut dari badan, sebagaimana dicabutnya bulu wol yang basah dari alat panggang. Seluruh malaikat antar langit dan bumi melaknatnya dan seluruh malaikat langit. Ditutuplah pintu langit. Seluruh penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut jangan didekatkan kepada mereka”.
Dicabutlah nyawanya dan segera ditaruh kedalam tenunan kasar tersebut. Dari tempat itu berhembuslah bau bangkai yang paling busuk didunia. Ruhnya dibawa naik.
Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”ruh siapa yang buruk in?”. Dijawab,”Ryh Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nama paling buruk yang pernah dipakai didunia. Hingga sampai ujung langit dunia. Malaikat pembawa ruh itu minta dibukakan pintu, dan dikabulkan”. Kemudian Rasulullah membaca ayat,
“Tidak akan dibukakan pintu langit untuk mereka, dan tidak akan masuk surga, sampai seekor unta mampu masuk ke lubang jarum” (Al-A'raf : 40).
Lalu Allah Ta'ala berfirman, “Tulislah catatannya dalam sijjin, didasar bumi yang paling bawah”. Lalu dikatakan,”Kembalikanlah hamba=Ku in ke dunia. sesungguhnya Aku telah berjanji menciptakan dari bumi itu lalu mengembalikannya kepadanya dan mengeluarkannya kembali dari bumi itu pada lain waktu”.
Maka ruhnya dilemparkan begitu saja, sampai bertemu dengan jasadnya kembali.
Kemudian beliau membaca ayat,
“Barangsiapa mempersekutuan sesuatu dengan Allah, mak adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”(Al-Hajj : 31).
Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang yang meninggalkannya(setelah melayat).
Datanglah dua malaikat yang duduk di sampingnya. mereka bertanya,“Siapa Rabbmu?”. “Ah...ah... aku tidak tahu” jawabnya. “Apa agamamu?” “Ah...ah... aku tidak tahu” jawabnya. ”Siapakah lelaki ini yang pernah diutus kepadamu?” “Ah...ah... aku tidak tahu”. Malaikat berkata,”Engkau tidak pernah tahu dan tidak pernah membaca Al-Qur'an...”.
Terdengarlah suara dari langit, “Hambaku ini seorang pendusta. Sediakanlah baginya kasur dari neraka, dan bukakan pintu neraka”. Ia merasakan panasnya api neraka dan angin panas yang berhembus darinya. Kuburnya pun menyempit, sehingga meremukkan tulang-tulangnya. Lalu datanglah (dalam riwayat lain disebut, “yang menyerupai”) seorang yang buruk rupa dan pakaiannya. Aromanya busuk menyengat. Ia berkata, “berbahagialah dengan perkara yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan”.
Mayat tadi berkata,”Demikian juga dirimu, semoga Allah menimpakan kejelekan padamu. Siapa dirimu? Wajahmu amat buruk”, Dijawab,”Akulah amalmu yang buruk. Demi Allah, aku tidak mengenalmu selain seorang yang malas untuk taat kepada Allah tetapi giat bermaksiat pada-Nya. Maka Allah mengganjarmu dengan kejelekan”.
Kemudian ia menjadi buta, tuli dan bisu. Ia memegang palu besar, yang seandainya dipukulkan ke gunung, niscaya gunung tersebut luruh menjadi tanah. Ia memukul dirinya dengan palu tersebut, sehingga hancur menjadi tanah.
Lalu Allah mengembalikannya kembali kepada bentuknya semula, dan ia kembali memukul dirinya. Ia menjerit keras, yang dapat didengar semua makhluk kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan baginya pintu neraka dan dihamparkan kasur yang terbuat dari api. Ia berkata, “Duhai Rabbku, jangan Engkau dirikan kiamat”.*
Dikeluarkan oleh Abu Dawud (4753) Al-Hakim (I/38-40), At-Thayalisi(753) dan Ahmad(4/287,288,295,296)serta Al-ajri dalam Asy-Syari'ah(268-270).
Al-Hakim berkata, “(Hadits ini)Shahih atas syarat Syaikhaini”, dan dibenarkan oleh adz-Dzahabi. Dishahihkan pula oleh Ibn Qayyim dalam A'lamu Al-Muwaqqi'in(I/214) dan Tahdzib As-Sunan(4/337). Penshahihannya dinukil dari Abu Nu'aim dan lainnya. Dishahihkan pula oleh Syaikh Al-Albany dalam Ahkamul Jana'iz(200-202) dan Shahih Jami'(676).



No comments: